Sunday, July 31, 2016

Perjuangan Ayah Menggendong Anaknya Yang Lumpuh Pergi ke Sekolah, Foto-fotonya Beredar di Facebook


Foto-foto perjuangan seorang ayah yang selalu bersemangat mengantarkan putrinya setiap pagi untuk pergi ke sekolah beredar di media sosial Facebook.
Foto-foto tersebut diposting oleh akun bernama M Shodd di sebuah grup Facebook bernama Komunitas Omah Harapan DEMAK.
Meski sudah masuk sekolah menengah pertama (Smp) siswi yang diketahui bernama Ika Susilowati itu masih harus terus diantarkan oleh ayahnya menuju sekolahnya.
Bahkan Ika harus diantar hingga ia duduk diatas kursi kelasnya
Ika setiap hari diantar menuju ke dalam kelasnya bukan karena dirinya manja atau tidak berani berangkat sendiri.
Tapi karena Ika tidak bisa berjalan sejak masih kecil.
Ayah Ika yang diketahui bernama Ahmad Sholeh itu pun menyebar di media sosial dan mendapatkan banyak share dari pengguna facebook
Ika ketika kecil bisa berjalan, namun saat itu Ika pernah mengalami kejadian terjatuh yang mengakibatkan kelumpuhan.
Rupanya sejak kejadian itu tulang ekor belakang Ika mengalami kelainan.
Hingga akhirnya Ika yang masih terus ingin melanjutkan sekolah tetap mengikuti pembelajaran di dalam kelas dengan diantar oleh ayahnya.
Dari rumah menuju sekolah Ika diantar oleh ayahnya menggunakan sepeda motor.
Namun sampai di gerbang sekolah ayah Ika harus menggendongnya sampai ke dalam kelas tempat Ika menimba Ilmu.
Di ketahui dari pengguna akun facebook Tri Sugiarto kedua orang tua Ika hanyalah seorang pedagang mie ayam di kampungnya.
Karena keterbatasan ekonomilah kedua orang tua Ika terus berusaha memberikan yang terbaik buat Ika meski usahanya itu mengalami kendala ekonomi.
Namun kini Ika sudah sedikit bahagia, karena Ika sudah mendapatkan kursi roda dari beberapa orang darmawan yang melihat foto-foto Ika terseba di media sosial.
Dengan adanya kursi roda itu pun ayah Ika bisa mendorong Ika menggunakan kursi roda sehingga Ika pun nyaman untuk menuju sekolah.
Meski demikian, Ika masih memerlukan bantuan lagi untuk pengobatan dirinya dan menunmbuhkan semangat Ika untuk bisa berjalan kembali.
Seperti keterangan yang di tuliskan oleh pengguna akun facebook Tri Sugiarto
“Terima kasih mb Dewi (EsCao Dewi), mb Lilis dan mb Elizabet Diana yg berkenan meluangkan waktunya berdonasi dan mengantarkan sarana mobilisasi adik Ika d Sekolahnya,” tulis tri dalam postingannya.
Selain itu tri juga menuliskan ‘Yang diperlukan saat ini adalah rekan2 dari medis dan.psikolog yg mau mendampingi adik Ika agar mau bangkit dari kondisi yg ada serta mendiagnosa lbh penyebab kelumpuhannya,’.
Continue Reading →

Informasi Kabar Mike Indonesia Idol Meninggal Pertama Kali dari Twitter Raisa Andriana


Merdeka.com - 
Juara Indonesian Idol, Michael Prabawa Mohede atau Mike Mohede dikabarkan telah meninggal dunia.

Informasi meninggalnya Mike Mohede itu diketahui dari akun Twitter milik Penyanyi Raisa Andriana, @raisa6690.

"We have lost a great soul. May you rest in peace, Mike. (Kami telah sosok yang hebat. Selamat tinggal, Mike) #RIPMikeMohede," tulis Raisa, Minggu (31/7).
"I feel honored to sing with you at #RaisaKonser. Thanks @MikeMohede, for your great voice and talent. I will miss you. (Saya tersanjung bernyanyi dengan mu di #RaisaKonser. Terima kasih @MikeMohede, untuk suaramu yang indah dan talentamu. Saya akan merasa kehilangan) #RIPMikeMohede."
Sementara, penyanyi Joshua Matulessy membenarkan kabar tersebut. "Ya benar (Mike Mohede meninggal dunia)."
Berdasarkan informasi yang beredar dari sesama artis, Mike meninggal akibat penyakit jantung. Saat ini jenazah dikabarkan masih berada di rumah sakit.
Continue Reading →

Dunia Musik Beduka, Mike Mohede Indonesia Idol Meninggal Dunia Secara Mendadak Karena...


Dunia musik tanah air kembali berduka, salah satu musisi bertalenta Mike Mohede dikabarkan meninggal dunia. Hal ini membuat geger dunia maya, seperti Twitter. Ucapan duka cita pun mengalir ke musisi bertubuh tambun itu.

Ucapan dari sesama kolega dicuitkan oleh aktris Marsha Timothy, di akun @Marshatimoty2 “I’m still in shocked.Always enjoy his singing... Gone too soon. Rest in Peace Mike Mohede.. Innalillahi wa innailaihi rojiun.. “

“Indonesia berduka utk kepergian salah satu putra terbaik-nya. Selamat jalan bro @MichaelMohede engkau dan karyamu akan selalu di hati.” kata akun @St_agustaf, yang merupakan presenter Steny Agustaf.

Tak ketinggalan komposer terkemuka Addie MS mencuitkan kesedihannya dalam tweet“Selamat jalan Mike Mohede.... Suara emasmu tetap melekat di hatiku,”

Mike Mohede mempunyai nama lengkap Michael Prabawa Mohede, lahir 7 November 1983. Dia merupakan penyanyi jebolan Indonesian Idol musim kedua. Saat itu dia berhasil menjadi juara setelah sukses mengalahkan Judika.

Sejauh ini, dia sudah mempunyai tiga album solo: Mike (2005), Kemenanganku (2010), Kedua(2015).

Sementara itu, Ika Bayu, salah seorang kerabat, melalui postingan media sosial mengatakan saat ini jenazah masih berada di rumah sakit Premier Bintaro. Belum diketahui secara pasti, penyebab kematian mendadak Mike Mohede.
Continue Reading →

Friday, July 29, 2016

Jember! SUAMI-ISTRI LUMPUHKAN BEGAL HINGGA BABAK BELUR DI RAMBIPUJI

 

JEMBER- Aksi perampasan motor atau begal motor disertai kekerasan kembali terjadi di Jember. namun kali ini, pelaku begal motor malah jadi bulan-bulanan dihajar pasangan suami istri, saat pelaku begal hendak membawa kabur motor curiannya. Pelaku begal pun akhirnya makin babak belur, setelah puluhan warga datang membantu.

Aksi heroik pasangan suami istri Matsari dan Atmina, layak diacungi jempol atas keberanian mereka melumpuhkan pelaku begal motor, yang beraksi di areal kebun Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember Jawa Timur.

Peristiwa heroik keduanya berawal, saat pelaku begal motor, yakni agus susanto warga kasian kecamatan puger kabupaten setempat, berupaya mencuri sepeda motor yang ditinggalkan matsari menebang tebu.

Aksi pencurian itu, lantas diketahui korban dan pelaku kemudian mencoba kabur.

Pelaku bahkan nekat menabrak atmina, istri Matsari yang menghadang di tengah jalan. Keduanya pun terjatuh dan sempat terjadi perkelahian sengit setelah matsari datang dan bermaksud menolong istrinya.

Pelaku kemudian mengeluarkan celurit, hingga kedua korban mengalami luka gores serta memar di wajah. Beruntung warga segera mendatangi lokasi, sehingga sepeda motor korban pun kemudian bisa diselamatkan.

Agus pelaku begal yang berhasil ditangkap warga,menderita luka hampir di sekujur tubuh, setelah diamuk massa yang.

Kini motor korban diamankan di mapolsek rambipuji untuk barang bukti, sementara pelaku begal motor, masih dilakukan pemeriksaan oleh petugas kepolisian untuk pengembangan penyelidikan.
Continue Reading →

Kabur ke Atap Rumah Warga, Begal Tewas Ditembak Polisi

 

Sebanyak empat pria, dua orang berboncengan sedang dua temannya lagi mendorong sepeda motor di Jalan Menteng VII Medan, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai pada Selasa (26/7/2016) dini hari.

Hal itu menumbulkan kecurigaan tim Anti Begal Polresta Medan dan Polsek Medan Area yang sedang berpatroli. Petugas pun mendekati para pria itu untuk bertanya. Seketika keempatnya kabur meninggalkan sepeda motornya begitu saja.

Salah satu dari mereka tertangkap, tetapi dia melawan dengan menggunakan senjata tajam dan kabur. Dia kemudian naik ke atap rumah warga. Tembakan peringatan pun diberikan.

"Setelah tembakan peringatan tidak dipedulikan, petugas langsung melakukan tindakan tegas terukur dengan menembak pelaku. Tembakan tepat mengenai leher dan tembus ke bagian kepala. Pelaku tewas di tempat, satu pelaku lagi menyerahkan diri," kata Kapolresta Medan, Kombes Pol Mardiaz Kusin Dwihananto, Selasa (26/7/2016).

Pelaku yang menyerahkan diri diamankan bersama barang bukti sepeda motor jenis Yamaha Mio tanpa pelat nomor dalam kondisi baru yang diduga hasil kejahatan dan sepeda motor yang digunakan pelaku saat beraksi.

"Pelakunya ada empat, satu diamankan, satu tewas, dua melarikan diri. Ada satu lagi sepeda motor yang dilarikan pelaku tapi identitasnya belum kita ketahui. Kami tidak menemukan tanda pengenal apapun dari para pelaku," tambahnya.

Mardiaz bilang, pihaknya sampai hari ini masih melakukan pengejaran terhadap pelaku yang kabur.
Sementara pelaku yang ditangkap, saat ini masih menjalani pemeriksaan. "Untuk lokasi dimana pelaku melakukan aksinya belum kita ketahui. Kasus ini masih kita kembangkan," ucap Mardiaz.

Tim Anti Begal

Untuk meminimalisir aktivitas para begal yang sudah meresahkan warga Kota Medan, Polresta Medan membentuk tim anti begal. Tim ini beranggotakan 202 personel, terdiri dari personel Satreskrim, Sabhara, Polsek jajaran dan Satuan Brimob Polda Sumatera Utara.

Mereka dipersenjatai lengkap, akan melakukan patroli malam di seluruh wilayah Kota Medan dan melakukan razia terbuka di 28 pos polisi pengamanan yang tersebar di seluruh Kota Medan.

"Setiap hari, mulai jam delapan malam sampai jam delapan pagi kita lakukan patroli. Kita mau kembalikan rasa aman bagi masyarakat yang keluar malam," kata Mardiaz.

Tim anti begal sudah menerima perintah untuk memberikan tindakan tegas kepada pelaku. Namun, dia berharap seluruh personel yang diturunkan tetap bertanggung jawab dengan tindakan tegas berupa tembak terukur yang mereka lakukan.

"Ada perintah tembak di tempat seperti biasa, tapi itu upaya terakhir kalau pelaku melawan. Selagi bisa dikejar, kejar dulu. Untuk kita pahami bersama, ketika pelaku sudah tega membunuh korbannya untuk merampas hartanya maka pelaku akan ketagihan. Itu yang kita tidak mau terjadi, kasus seperti ini tidak boleh terulang," kata dia.

Secara statistik, jumlah kasus pembegalan di Kota Medan pada 2016 jauh berkurang dibanding 2015 lalu. Termasuk jika dibandingkan dengan semester I tahun  2016.

"Secara jumlah menurun, tapi secara kualitas meningkat karena sampai jatuh korban jiwa. Dan terjadi di pusat kota yang terbilang tidak rawan. Kita tidak akan memberikan celah sampai Kota Medan benar-benar aman," ucap dia.
Continue Reading →

Didominasi Turis Luar Negeri, Sehari 1.000 Lebih Pengunjung Mendaki Gunung Ijen

 

LICIN – Destinasi wisata Gunung Ijen masih menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Kendati asap belerang dari kawah Ijen terus meningkat, pengunjung tetap enjoy menikmati eksotisme puncak gunung yang memiliki ketinggian 2.443 meter di atas permukaan air laut (MDPL) tersebut.

Meningkatnya aktivitas gas belerang Gunung Ijen saat musim penghujan itu tampaknya tidak menyurutkan niat wisatawan datang ke gunung yang terletak di perbatasan Banyuwangi dan Bondowoso tersebut. Setiap harinya tercatat ada sekitar 1.000 pengunjung lebih yang mengunjungi Gunung Ijen.

Banyaknya pengujung ke Gunung Ijen didominasi pengunjung dari luar negeri. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi Rabu (27/7) kemarin halaman parkir di Pos Paltuding, Gunung Ijen, dipenuhi kendaraan para wisatawan yang akan menuju puncak kawah.

Wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Alam (KWA) Ijen banyak yang datang malam hari karena mereka memburu fenomena alam blue fire yang hanya bisa disaksikan sebelum matahari terbit. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi, M. Yanuarta Bramuda, mengatakan banyaknya wisatawan yang menuju Gunung Ijen mulai terjadi pasca Idul Fitri.

Setiap hari pengunjung KWA Ijen setelah Lebaran memang terpantau sangat ramai. Memasuki awal bulan Juli ini, menurut Bram, pengunjung Ijen dari luar negeri lebih banyak dibandingkan sebelumnya. “Sejak awal bulan Juli bule banyak yang menuju Ijen. Meningkat sekitar 10 persen jumlah pengunjung bulenya,” jelas Bram, panggilan akrabnya.

Dia menyadari banyaknya wisatawan yang memenuhi Gunung Ijen setiap hari itu memang didominasi wisatawan luar negeri. Sebab, sejak Juli hingga September nanti adalah liburannya orang-orang luar negeri. Disbudpar Banyuurangi mencatat, sejak awal juli lalu per hari wisatawan yang menuju Gunung Ijen, baik lokal maupun luar negeri, mencapai 1.000 pengunjung lebih.

“Tahun lalu ramai mulai Agustus dan puncaknya September. Tahun ini sejak awal juli sudah mulai ramai,” tandasnya.  Dia menambhkan, wisatawan mancanegara yang datang ke Gunung Ijen masih didominasi warga asing asal Australia, Prancis, Austria, dan Belgia.

Banyaknya wisatawan luar negeri yang datang ke Banyuwangi itu, menurut Bram, disebabkan tempat wisata di Pulau Bali sudah krodit dipenuhi wisatawan luar negeri. ”Di Bali sudah ramai dan macet. Mereka yang datang ke Ijen ini adalah wisatawan yang suka tempat wisata dengan suasana alam,” tambah Bram.

Dampak banyaknya wisatawan dari luar negeri ke Ijen itu juga berdampak baik bagi pengelola travel di Banyuwangi. Tidak hanya itu, okupansi hotel di Banyuwangi juga mengalami peningkatan sejak Ijen banyak dikunjungi wisatawan mancanegara.

“Tingkat hunian hotel di Banyuwangi mencapai 90 persen. Mayoritas adalah pengunjung Ijen,” tuturnya. Sementara itu, meski kondisi gas belerang di dasar kawah Gunung Ijen sedang meningkat intensitasnya karena musim hujan yang berkepanjangan, tapi itu tidak membuat pengunjung Ijen enggan datang ke kawah Gunung Ijen.

Pihak BBKSDA Jatim di Gunung Ijen tetap memasang rambu-rambu di atas kawah Gunung Ijen agar wisatawan tidak mendekat ke dasar kawah dengan radius 1 km. “Status masih normal, hanya gasnya yang meningkat. Pendakian tidak dilarang, hanya diimbau berhati-hati karena gasnya lebih pekat saat hujan,” pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, curah hujan yang cukup tinggi di wilayah Banyuwangi juga terpantau terjadi di Kawasan Wisata Alam (KWA) Ijen. Hampir setiap hari dilaporkan hujan lebat terjadi di KWA Ijen, baik siang maupun malam.

Dengan curah hujan yang cukup tinggi di sana membuat gas H2S atau gas belerang di gunung yang berada di ketinggian 2.443 md pl itu terpantau lebih pekat daripada sebelumnya.  Pantauan pihak Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, secara visual gas H2S di dasar kawah Gunung Ijen memang terpantau mengalami peningkatan dari segi kepekatan gas belerang.

Meski terpantau secara visual mengalami peningkatan gas belerang, tapi hal itu tidak terlalu berbahaya karena peningkatan gas belerang di Gunung Ijen tidak terlalu signifikan. Hujan lebat yang sering mengguyur KWA Ijen juga dirasa bisa membahayakan para pendaki. Selain gas belerang yang mengalami peningkatan, dengan curah hujan yang tinggi tentu jalur pendakian sangat licin. (radar)
Continue Reading →

Thursday, July 28, 2016

Buat Bangga Indonesia, Mahasiswa Univ. Jember Menang Lomba Inovasinya Tingkat Internasional Dengan Ide Kunci Anti Maling


JEMBER - Kasus pencurian kendaraan bermotor di Indonesia terbilang tinggi, tak terkecuali di Jawa Timur.

Data Polda Jatim menyebutkan meski turun hampir 22% dibandingkan tahun 2014, angka curanmor selama 2015 masih besar, yaitu tercatat 2.923 kasus. Berangkat dari fakta tersebut, sistem pengaman kendaraan bermotor temuan tiga mahasiswa Universitas Jember agaknya bisa memberi angin segar bagi masyarakat. Lewat ide inovatifnya, Anggy Yolanda, Adi Nugroho, dan Rifang Pri Asmara membuat terobosan baru sistem pengaman kendaraan bermotor dengan memanfaatkan teknologi digital.

Temuan ini pula mengantar ketiganya meraih penghargaan dalam ajang 7th I-ENVEX 2016 (International Engineering Invention and Innovation Exhibition) di Universitas Malaysia Perlis pada 8-10 April 2016 lalu. Tidak tanggung-tanggung, dalam ajang yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan Malaysia tersebut, tim Universitas Jember ini diganjar medali emas Special Award Toronto International Society of Innovation and Advanced Skills (TISIAS) dari Canada.

Melalui karya ilmiah berjudul “Key Vehicle System Using Flashdisk”, Anggy, Adi, dan Rifang, merancang sebuah kunci digital dari flashdisk untuk kendaraan bermotor. Menurut Anggy, timnya berhasil menciptakan sistem penyalaan mesin kendaraan melalui flashdisk. Satu flashdisk berisi satu sistem algoritma yang tak bisa disalin ke flashdisk lain. Di situlah kekuatan kunci digital buatan Anggy dkk yang berfungsi menyalakan mesin kendaraan.

“Jadi kendaraan bermotor yang menggunakan kunci ciptaan kami hanya bisa dinyalakan dengan flashdisk . Tidak bisa dinyalakan dengan flashdisk lain. Cara ini diharapkan meminimalkan pencurian kendaraan bermotor,” kata mahasiswa Program Studi Sistem Informasi itu. Tidak hanya itu, untuk memperkuat sistem keamanan pada kendaraan, Anggy dkk telah menciptakan aplikasi berbasis android pada smartphone. Dengan mengunduh aplikasi tersebut, pengguna bisa menyalakan langsung kendaraan dari jarak jauh.

“Kami juga menyediakan fitur untuk menyalakan mesin kendaraan bermotor lewat aplikasi pendukung berbasis android,” ujarnya. Selain kepuasan meraih penghargaan, bagi ketiga mahasiswa ini ada hal lain tak kalah penting, yaitu pengalaman. Rifang, anggota tim lain menuturkan, selama lomba mereka mendapatkan banyak pengalaman berharga dari juri dan peserta lomba dari negara-negara lain. Tak hanya bersaing, mereka pun bertukar pikiran dan berdiskusi mengenai teknologi informasi.

“Kami bertemu dengan banyak pelajar dan mahasiswa dari Rumania, Polandia, Amerika Serikat, Hong Kong, Thailand, Malaysia, Kamboja, Bulgaria, Mesir, Irak, Kanada, Uni Emirat Arab, Jepang, China, India, Korea Selatan, Taiwan, Moldova, Vietnam, dan Indonesia. Saingan terberat adalah peserta dari Jepang dan Korea Selatan yang memang terkenal dengan keunggulannya di bidang teknologi,” ucap Rifang yang belajar di Jurusan Fisika FMIPA Universitas Jember.

Ke depan, ketiga mahasiswa berharap bisa melanjutkan penelitian dan mengembangkan inovasi aplikasi pada bidang- bidang lain. “Kami sangat ingin bisa mengembangkan inovasi kunci digital ini hingga bisa digunakan, misalnya pada rumah maupun benda lainnya yang membutuhkan sistem keamanan. Yang lebih penting bisa dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat” tutur Adi Nugroho.

Ajang 7th I-ENVEX 2016 yang diikuti sekitar 400 peserta dari berbagai negara dengan melombakan tujuh kategori. Ajang ini bertujuan mendorong inovasi para pelajar dan mahasiswa dunia serta memberikan sarana hak paten bagi inovasi-inovasi terbaik. Ketiga punggawa Universitas Jember mengikuti lomba pada kategori manufacturing process & machines and equipment. Kepala Humas dan Protokol Universitas Jember Agung Purwanto menyatakan, medali emas yang dipersembahkan tiga mahasiswa ini sangat penting bagi Universitas Jember.

Prestasi ketiganya menunjukkan pengakuan internasional terhadap kemampuan Universitas Jember. “Jelas ini adalah prestasi yang membanggakan dan penting bagi Unej. Kami mendorong para dosen dan mahasiswa lain untuk terus menciptakan karya-karya inovatif bagi kepentingan masyarakat,” kata dia.

Muhibudin/ humas/ant
Continue Reading →

Dari Anak Negeri Sendiri! Pemuda Jember Ciptakan Mesin Penjernih Air

 

Keterbatasan perlengkapan bukan halangan untuk bermanfaat bagi sesama. Angger Prasetyo telah membuktikannya. Anak muda yang tinggal di Jalan KH Abdus Syukur, Kecamatan Sumbersari, Jember, itu berhasil menciptakan penjernih air.

Penjernih air tersebut berbentuk kotak dan berbahan plastik. Alat itu dibuat dari rangkaian elemen elektronik. Meski tampak sederhana, alat yang diberi nama Ozonae itu mampu mensterilisasi air kotor menjadi jernih.

Ozonae yang diciptakan sarjana Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir Batan Jogjakarta itu merupakan sebuah mesin yang mengubah atom oksigen O2 menjadi ozon. Mesin bekerja dengan bantuan discharge sinar ultraviolet yang dihasilkan listrik bertegangan 20 kv pada frekuensi 50 Hz. Mesin tersebut digadang-gadang mampu melawan pencemaran air.

Angger tidak hanya mengklaim hasil penemuannya. Sejumlah bukti hasil penelitian mampu dideskripsikan dengan baik dan detail. Belum lagi soal pengakuan konsumen mesin yang sudah dimanfaatkan masyarakat berbagai kota hingga negara tetangga, Brunei Darussalam, itu.

Selain dimanfaatkan untuk kepentingan rumah tangga seperti sterilisasi air mandi dan minum, mesin tersebut digunakan banyak pemilik kolam ikan. ”Cocok juga untuk kolam ikan. Apalagi kolam ikan lele. Bisa membantu optimalisasi hasil panennya,” kata pemuda berumur 25 tahun itu.

Angger menjelaskan, bakteri jahat yang terkandung di dalam air kolam lele akan terbunuh karena ozon yang dihasilkan mesin ciptaannya. Selain bakal lebih aman terhadap kerentanan gagal panen, lele tidak begitu membutuhkan makanan yang berlebih. Semua terjadi karena optimalisasi.

Mesin ciptaan Angger sangat mudah dioperasikan. Jika mesin sudah tersambung dengan aliran listrik, tombol on tinggal ditekan untuk menghidupkan mesin. Selang air kecil yang menempel di mesin tersebut ditenggelamkan ke air yang menjadi objek. Setelah itu, muncul reaksi yang ditandai dengan menggelembungnya air.

”Mesin menghasilkan ozon ketika muncul bau amis ozon,” ung¬kapnya. Begitu pula saat memproses air mentah menjadi layak konsumsi.

Angger mengakui, treatment untuk kolam lele dan air minum berbeda meski tidak terlalu signifikan. ”Hanya waktu pemrosesan yang berbeda,” ucapnya.

Sulung di antara empat bersaudara pasangan suami istri Peni Pintarto dengan Yani itu sudah enam bulan memproduksi mesinnya. Dia dibantu dua pemuda di kampungnya yang menganggur. Sebelum memproduksi mesin ”ajaib” tersebut, dia membutuhkan waktu tiga bulan untuk melakukan penelitian. Sama seperti pencipta alat yang lain, penelitian diawali dengan kegagalan yang diiringi dengan penyempurnaan.

”Mesin saya tercipta karena ayah menantang saya,” ujarnya.
Maklum, ayah Angger adalah salah seorang pegawai di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jember. Setelah mampu men¬ciptakan mesin sterilisasi air itu, dia didukung penuh oleh orang tuanya untuk mengembangkan Ozonae.

Merasa percaya diri karena alat ciptaannya layak dijual di pasaran, Angger menyebar promosi di Facebook. Ternyata benar, produknya laris manis hingga laku dijual ke luar negeri. Dalam sebulan, dia bisa menjual 30 unit mesin. Padahal, satu mesin dijual Rp 1 juta. ”Harga tersebut berbeda dengan ongkos kirim,” tuturnya.

Pria yang aktif di HIPMI Jember itu memiliki mimpi untuk memproduksi mesin tersebut secara masal. Selain ingin menampung tenaga produktif di kampungnya, dia yakin produksi masal lebih mempermurah barang yang dijual. ”Kalau murah, bakal lebih banyak lagi orang yang merasakan manfaatnya,” katanya.

Sejumlah upaya untuk mewujudkan mimpi itu terus dilakukan. Salah satunya adalah pendaftaran hak paten atas produknya. Jadi, tidak ada orang lain yang berani mengklaim temuannya. ”Saya lakukan untuk membuktikan bahwa anak muda di Jember juga berpotensi dan berkualitas,” ungkapnya. (rul/hdi/c5/ami)
Continue Reading →

Roadshow Kompetisi The NextDev 2016 Mampir di Banyuwangi

 

TRIBUNNEWS.COM, BANYUWANGI - Banyuwangi kebagian menjadi tempat Roadshow The NextDev 2016, di STIKOM Banyuwangi, Kamis (28/7/2016).

Dalam acara ini, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, dijadwalkan akan menjadi keynote speaker, bersama Vice President Sales and Marketing Jawa Bali Telkomsel, Ericson Sibagariang.

NextDev merupakan bentuk inisiatif dari Telkomsel untuk mewadahi semangat anak muda Indonesia, dalam berkontribusi bagi kotanya.

Tujuan utama dari NextDev adalah membentuk ekosistem digital yang akan membantu terwujudnya Smart City yang berkelanjutan.

NextDev memberikan tantangan bagi anak muda untuk menjadi startup yang dapat memecahkan permasalahan kota yang semakin pelik.

Tahun ini, NextDev kembali digelar. Roadshow digelar mulai Mei hingga September 2016, di 20 kota di Indonesia.

Selain Banyuwangi, juga digelar di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Malang, Banyuwangi, Denpasar, Bandung, Bogor, Jakarta, Banda Aceh, Medan, Pekanbaru, Palembang, Manado, Ambon, Gorontalo, Makassar, Banjarmasin, Balikpapan dan Pontianak.

"Sosialisasi ini agar lebih banyak lagi kawula muda berpotensi yang tergerak untuk mewujudkan Smart City di Indonesia," kata Andik Setiawan, Corporate Communication Telkomsel Area Jawa Bali, Kamis (28/7/2016).

Tahun ini The NextDev hadir dengan konsep yang lebih menantang dengan tetap fokus pada pengembangan Smart City, namun ruang lingkup yang lebih luas yaitu kategori pengembangan aplikasi untuk rural atau pedesaan.

Sejak pagi, telah banyak para kawula muda, mulai dari pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum lainnya telah datang di road show ini. (haorrahman)
Continue Reading →

Foto - Foto Alutsista AS Mendarat Di Banyuwangi Yang Akan Mengikuti Latihan Gabungan ‘Garuda Shield-10’


KALIPURO – Kapal kargo MV Intermarine Ocean Glory yang membawa barang-barang logistik peralatan tempur Amerika Serikat (AS) sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi pukul 18.30 Selasa (26/7) kemarin. Kedatangan  kapal berukuran besar itu membawa beberapa heli, panser, dan kendaraan tempur milik AS.

 

Peralatan itu akan dibawa ke Situbondo untuk Latihan Gabungan (Latgab) Garuda Latma Shil 2016 di Kecamatan Asembagus. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi,  kapal kargo pembawa logistik perang itu sedikitnya mengangkut empat heli untuk pasukan dan satu heli palang merah.

  

Beberapa kendaraan tempur berjenis panser juga tampak diturunkan dari kapal dan selanjutnya dibawa ke Situbondo. Pengamanan di dalam pelabuhan  saat kapal besar itu datang  mendadak diperketat. Anggota Kostrad tampak bersiaga penuh  untuk mensterilkan pelabuhan.

 

Sebagian dari mereka membawa senjata laras panjang. Mereka menyebar di beberapa sudut pelabuhan. Sejak kapal sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, satu per satu  kendaraan perang Amerika itu diturunkan di halaman parkir pelabuhan.

 

Helikopter yang telah diturunkan dari kapal itu hingga sore kemarin tampak masih parkir di halaman pelabuhan untuk dilakukan pengecekan oleh tentara AS. ”Kapal Amerika ini sandar untuk menurunkan kendaraan tempur untuk selanjutnya dibawa ke Pantai Banongan, Kecamatan  Asembagus, Situbondo,” ujar salah satu petugas TNI yang  melakukan pengamanan.

 

Informasinya, Latihan Gabungan Garuda Latma Shil 2016 di Asembagus melibatkan ratusan personel pasukan dari Amerika  Serikat dan Indonesia. Banyaknya kendaraan tempur di Pelabuhan Tanjung Wangi itu tentu menarik perhatian warga.

 

Sayang, tentara Amerika Serikat tidak mengizinkan siapa pun mengambil gambar atau mendekat ke kendaraan perang Amerika Serikat itu.(radar)

 

Continue Reading →

Situbondo! Dengar Teriakan Istri, Heriyanto Mendekat Tapi Malah Lehernya Dibacok

 

SITUBONDO - Kepolisian Resort Situbondo belum menetapkan tersangka duel yang berakhir dengan hilangnya nyawa Bunarwi, warga Dusun Ampenan, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa. 
Bunarwii tewas ditangan menantunya, Heriyanto.

"Belum, karena calon pelakunya masih dirawat di rumah sakit, tetapi proses penyidikan sudah jalan," ujar AKP I Gede Lila Buana Arta, Kasat Reskrim Polres Situbondo saat dihubungi Surya Online.
Tersangka akan ditetapkan setelah pihaknya meminta keterangan Heriyanto.

"Kondisi Heriyanto saat ini sudah sadar, kami khawatir kabur makanya diborgol," katanya.
Sementara itu, saat ditemui di ruang perawatan, Heriyanto menceritakan, saat itu dirinya mendengar suara teriakan istrinya yang saat itu sedang mengantar anaknya mengaji.

Mendengar teriakan itu, kata Haeriyanto, dia bergegas mendatangi istrinya yang berteriak ketakutan karena diganggu orang.

"Waktu itu orangnya sudah tidak ada. Saya mencari di rerimbunan dan tiba tiba leher saya dibacok," kata Heriyanto saat ditemani istrinya.

Merasa nyawanya terancam, akhirnya dia melawan dengan membacok pria yang tidak lain ayah tiri atau mertua tirinya tersebut.

"Dia (Bunarwi, Red) sudah sering kali mengganggu saya, dan waktu itu sudah yang beberapa kalinya," terang Sutiarni, istri Heriyanto.

Diberitakan sebelumnya, Seorang menantu di Situbondo, terlibat perkelahian dengan mertuanya sendiri.

Akibat duel tersebut, sang mertua bernama Bunarwi, warga Dusun Ampenan, Desa Jatisari, Kecamatan Arjasa, ini tewas.

Pria berusia 60 tahun ini tewas bersimpah darah setelah terkena sabetan clurit Heriyanto.
Sedangkan Heriyanto menjalani perawatan intensif di ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdoer Rachem Situbondo karena luka serius di leher akibat  terkena sabetan clurit Bunarwi.
Continue Reading →

Alutsista AS Tiba di Banyuwangi Melalui Pelabuhan Tanjungwangi dalam rangka ‘Garuda Shield-10’

 

Detik,com Puluhan alutsista milik pasukan militer Amerika Serikat (AS), dikirim ke pusat latihan tempur di Karangtekok, Situbondo, Rabu (27/7/2016). Kedatangan alat perang milik negeri Paman Sam tersebut serangkaian persiapan latma Garuda Shield-10 bersama TNI di Situbondo.

Alutsista tersebut sebelumnya tiba di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi, Selasa (26/7) malam. Perlengkapan tempur militer AS diangkut menggunakan kapal kargo ‘Ocean Glory’. Begitu kapal raksasa tiba, pengamanan pelabuhan langsung diperketat. Usai pemeriksaan manifest dan imigrasi, pembongkaran alat tempur langsung digelar hingga Rabu sore.

Pantauan di detikcom di lapangan, 22 kontainer yang diturunkan dari kapal. Seluruhnya berisi alat tempur. Diantaranya, beberapa kendaraan tempur lapis baja. Terlihat juga empat helikopter bertuliskan United States Militery. Sepintas, alat perang ini mirip jenis Apace. Usai diperiksa militer AS, seluruh peralatan itu langsung dinaikkan ke trailer.

Selama proses pengecekan peralatan tempur, militer AS terlihat esktra hati-hati mengawasi kondisi di pelabuhan. Tim dari Kostrad bersenjata laras panjang juga menjaga ketat areal pelabuhan di utara Pelabuhan ASDP Ketapang. Bahkan dibuat steril, hanya petugas khusus diperbolehkan masuk.

Kasi Lalu Lintas Laut Satuan Otoritas Pelabuhan Tanjungwangi, Subagio membenarkan kedatangan kapal tangker yang membawa alat tempur militer AS. Namun, pejabat ini tak merinci jenis alat tempur apa saja yang dibawa.

“Kami hanya berwenang memberikan izin berlabuh kapal dari AS ini. Untuk lain-lain, di luar wewenang kami,” jelasnya.

Kedatangan peralatan tempur militer AS ini sempat menarik perhatian warga di sekitar pelabuhan. Namun, mereka tak bisa mendekat. Latihan bersama militer AS dan TNI AD rencananya akan digelar hingga pertengahan Agustus mendatang. Ini merupakan latihan rutin setiap tahun. (detik,com)



Radar Banyuwangi KALIPURO – Kapal kargo MV Intermarine Ocean Glory yang membawa barang-barang logistik peralatan tempur Amerika Serikat (AS) sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi pukul 18.30 Selasa (26/7) kemarin. Kedatangan  kapal berukuran besar itu membawa beberapa heli, panser, dan kendaraan tempur milik AS.

Peralatan itu akan dibawa ke Situbondo untuk Latihan Gabungan (Latgab) Garuda Latma Shil 2016 di Kecamatan Asembagus. Pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi,  kapal kargo pembawa logistik perang itu sedikitnya mengangkut empat heli untuk pasukan dan satu heli palang merah.

Beberapa kendaraan tempur berjenis panser juga tampak diturunkan dari kapal dan selanjutnya dibawa ke Situbondo. Pengamanan di dalam pelabuhan  saat kapal besar itu datang  mendadak diperketat. Anggota Kostrad tampak bersiaga penuh  untuk mensterilkan pelabuhan.

Sebagian dari mereka membawa senjata laras panjang. Mereka menyebar di beberapa sudut pelabuhan. Sejak kapal sandar di Pelabuhan Tanjung Wangi, satu per satu  kendaraan perang Amerika itu diturunkan di halaman parkir pelabuhan.

Helikopter yang telah diturunkan dari kapal itu hingga sore kemarin tampak masih parkir di halaman pelabuhan untuk dilakukan pengecekan oleh tentara AS. ”Kapal Amerika ini sandar untuk menurunkan kendaraan tempur untuk selanjutnya dibawa ke Pantai Banongan, Kecamatan  Asembagus, Situbondo,” ujar salah satu petugas TNI yang  melakukan pengamanan.

Informasinya, Latihan Gabungan Garuda Latma Shil 2016 di Asembagus melibatkan ratusan personel pasukan dari Amerika  Serikat dan Indonesia. Banyaknya kendaraan tempur di Pelabuhan Tanjung Wangi itu tentu menarik perhatian warga.

Sayang, tentara Amerika Serikat tidak mengizinkan siapa pun mengambil gambar atau mendekat ke kendaraan perang Amerika Serikat itu.(radar)
Continue Reading →

Wednesday, July 27, 2016

Dispar Sepakat Tiket Masuk Satu Pintu Di Wisata Rajegwesi dan Teluk Ijo

 

Banyuwangi, Memorandum – Mahalnya tiket masuk  destinasi wisata Pantai Rajegwesi dan Teluk Ijo di Dusun Rajegwesi Desa Sarongan Kecamatan pesanggaran , yang menjadi keluhan wisatawan , akhirnya direspon oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kab. Banyuwangi.

Plt Kadis Pariwisata dan Kebudayaan, MY Bramuda mengatakan, untuk menghindari adanya preseden buruk terhadap pengelolaan wisata Pantai Rajekwesi dan Teluk Ijo. Pihaknya telah melakukan musyawarah bersama dengan pihak-pihak pengelola wisata , antara lain Kelompok Pengelola Wisata, Pemerintahan Desa dan BPD Sarongan, Camat Pesanggaran dan Karang Taruna Desa setempat untuk mencari solusi terbaik pengelolaan wisata Rajegwesi dan Teluk Ijo, agar dapat memberikan pelayanan dan kepuasan kepada pengunjung atau wisatawan.

“Beberapa hari lalu, sudah kita adakan pertemuan, menanggapi mahalnya tiket masuk yang dikeluhkan wisatawan dan sudah ada kesepakatan bersama” ucap Plt Kadispar, Bramuda saat dikonfirmasi Memorandum melalui sambungan Hpnya, Selasa (26/07/2016)

Menurut Bramuda, banyaknya pintu masuk penarikan tiket wisata Rajegwesi dan Teluk Ijo , menimbulkan kesan kurang nyaman terhadap wisatawan, sehingga pengunjung, akhirnya menilai tiket terlalu mahal. Pengelolaan Wisata  tidak dilakukan secara bersama, antara Pemerintahan Desa Sarongan dengan pihak Taman Nasional Merubetiri. Sehingga dalam pertemuan tersebut, masing-masing pihak bersepakat, tiket masuk ke Pantai Rajegwesi maupun Teluk Ijo akan dirubah menjadi satu pntu. Perjanjian kesepakatan  tersebut, akan segera dilakukan pada Bulan Agustus mendatang.

“ Pemerintahan Desa Sarongan dan Taman Nasional sepakat melakukan kerjasama pengelolaan wisata Pantai Rajegwesi dan Teluk Ijo Bulan depan” ungkap Barmuda.

Wisata Rajegwesi, Andi Komisi DPRD
Andik Purwanto Komisi DPRD

Sementara Anggota Komisi II DPRD Banyuwangi, Andik Purwanto berharapa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan intens melakukan pembinaan terhadap pengelolaan wisata berbasis masyarakat, guna meningkatkan kualitas SDM pengelola desa wisata dan mendukung destinasi wisata yang ada disekitarnya. (ydi)

Sumber | Koran Harian Memorandum
Continue Reading →

Kisah Tragis Angeline Segera Tayang di Layar Bioskop

 

BANYUWANGI – Kisah nyata Angeline, bocah usia 8 tahun kelahiran Banyuwangi, yang dilaporkan hilang dan ditemukan dalam kondisi tak bernyawa coba dituangkan dalam sebuah film. Ya, seorang produser film eksekutif bernama  Niken Septikasari berhasil membuat film yang menceritakan asal-usul dan jalan hidup Angeline sampai diangkat anak oleh seorang wanita bernama Margriet dan suaminya yang tinggal di Denpasar.

Dalam keluarga Margriet, Angeline hidup pula bersama dua anak Margriet, yaitu Kristin dan Ivone. Kini masyarakat Banyuwangi yang ingin menyaksikan kisah hidup Angeline bisa menontonnya di bioskop New Star Cineplex Banyuwangi.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Trans migrasi Banyuwangi, Alam Sudrajat, mengatakan film yang disutradarai Djito Banyu itu terinspirasi kisah nyata yang terjadi di Denpasar, Bali, pada 2015 lalu. Seorang bocah bernama Angeline  ditemukan terkubur di  halaman belakang rumah orang  tua angkatnya.

Pemutaran film Untuk Angeline itu diputar perdana di bioskop pada 21 Juli 2016 dalam peringatan  Hari Anak Nasional (HAN) yang  jatuh pada 23 Juli. Artis yang berperan dalam film itu adalah Kinaryosih. Dia memerankan sosok ibu kandung Angeline bernama Samidah.

Selain Kinar yosih, sederet artis juga terlibat dalam film itu, yakni Naomi Ivo, Teuku Rifnu Wikana, Roweina Umboh, Paramitha Rusady, Dewi Hughes, dan Hans De Kraker. “Film ini bagus untuk dilihat, apalagi punya tujuan  sebagai pengingat pada semua orang tua tentang pentingnya menjaga dan mendidik anak  dengan baik,” katanya.

Alam mengatakan, dalam peluncuran film Untuk Angeline, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mendapat penghargaan dari pemerintah karena konsen dalam perlindungan anak. ”Ini kian memacu kami untuk terus berbenah dalam upaya melindungi anak,” kata Bupati Anas saat peluncuran film  tersebut yang dihadiri Menteri  Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana  Susana Yembise.

Hadir juga sejumlah aktivis hak anak, seperti Ketua Lembaga  Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi alias Kak Seto. Dikatakan Bupati Anas, program-program Pemkab  Banyuwangi telah mengacu pada lima hak anak sesuai Konvensi Hak Anak PBB.

Lima hak anak itu adalah hak sipil, lingkungan  keluarga dan pengasuhan, kesehatan dasar, pendidikan dan kegiatan budaya, serta perlindungan khusus. Seperti perlindungan  khusus, Banyuwangi telah membentuk Banyuwangi Children Center (BCC) yang berupaya mewujudkan lingkungan keluarga tanpa kekerasan. (radar)
Continue Reading →

Tuesday, July 26, 2016

Mistis Pemandian Wisata Osing Kemiren, Dihuni Gendoruwo dan Uwil Serta Keris Sakti



Banyuwangi, Memorandum – Menelisik tempat angker di Pemandian Wisata Osing Desa Kemiren Kecamatan Glagah. Sebuah sempat yang memiliki fenomena mistis yang unik, dan sempat heboh karena ada pengunjungnya tewas dan dikabarkan bongso lelembut penghuni pemandian, minta tumbal nyawa seorang gadis belia.

Dalam catatan Memorandum ada dua orang gadis status pelajar SD dan SMP yang meninggal dunia dikawasan pemandian. Padahal saksi mata, peristiwanya berlangsung cepat dan secara logika tidak sampai menewaskan korbannya jika tenggelam. Karena selain dekat dengan orang tua atau temannya dan pasti jika tertolong akan bisa diselamatkan nyawanya. Yakni Alm. Devi AL (10), warga Lingkungan Suko, Kelurahan Gombengsari, Kecamatan Kalipuro terjadi tahun 2016, dan sebelumnya pernah terjadi kurang lebih korbannya bernama Nina (16) warga Perumahan Kebalenan Banyuwangi terjadi kurang lebih 2012 lalu.

Untuk mengetahui sedikit mistis Pemandian Wisata Osing Kemiren, Memorandum menelisik keberadaan mahluk halus yang menurut warga sekitar ada Gendoruwo dan Uwil (mahluk kecil lelembut). Untuk itu, beberapa narasumber warga Kemiren bernama Basri Ketua RT 01 RW 01 Dusun Krajan Desa Kemiren Kecamatan Glagah sedikit menceritakan tentang misteri itu.

Menurut yang diyakini warga, fenomena munculnya makhluk halus berupa uwil di kawasan wisata pemandian Wisata Osing di Dusun Krajan Desa Kemiren Kecamatan Glagah, Banyuwangi mulai ramai diperbincangkan oleh warga yang tinggal di sekitaran wisata pemandian tersebut.

Hal tersebut mulai santer diperbincangkan setelah kejadian tewasnya Devi, yang saat berenang di pemandian dewasa atau pemandian sebelah barat milik Wisata Osing. Beberapa warga sempat mendatangi dan bermediasi dengan paranormal. Katanya, pemandian sebelah barat tersebut memang angker dan dihuni banyak mahluk halus seperti Genderuwo maupun Uwil yang suka menggoda anak-anak. Menurut paranormal tersebut, tewasnya bocah gadis tersebut awalnya digoda serta diajak main lalu arwahnya diseret ke sumber mata air tempat tinggallnya Uwil tersebut, kata Basri.

Sementara cerita yang berkembang di masyarakat awal kemunculan uwil tersebut berasal dari sumber mata air yang sampai sekarang ini sering digunakan sebagai tempat sesembahan orang-orang yang meminta-minta seperti benda pusaka, kekuatan sampai meminta nomor togel. Banyak dari mereka yang sering dijumpai dan digoda segerombolan anak kecil yang disebut uwil tersebut, ungkap Basri.

Dari permintaan tersebut beberap ada yang dikabulkan seperti keris berukuran 20 cm yang dapat mengelabuhi orang yang melihatnya. Jadi, ketika pemilik keris memegang keris itu maka, orang tersebut tidak kelihatan. Namun, akhirnya keris tersebut dikembalikan ke tempat asal karena pemilik sering digoda makhlus halus, terang Basri.

Sebenarnya, beberapa penjaga obyek wisata pemandian tersebut juga sering dijumpai makhlus halus, tapi hal tersebut sering ditutup-tutupi karena takut akan berdampak pada sepinya pengunjung, pungkas Basri. (fat)

Sumber | Koran Harian Memorandum
Continue Reading →

Cerita Profil Bupati Anas, Anak Kiai Kampung Yang Rela Jualan di Sekolah Hingga Sukses Sekarang


Banyuwangi -
Abdullah Azwar Anas, putra asli Banyuwangi, Jawa Timur sukses meniti karir politiknya. Bahkan, politikus kelahiran 6 Agustus 1973 ini, mampu membangun Tanah Blambangan menjadi kabupaten yang diperhitungkan dunia selama dua periode kepemimpinannya. Bupati Anas pun ingin berbagi kisah suksesnya kepada 235 pelajar SMK Negeri 2 Tegalsari, Selasa (19/7).

Suami Ipuk Fiestiandani ini menceritakan bagaimana masa kanak-kanaknya, dilalui dalam kondisi ekonomi orangtuanya yang serba pas-pasan. Untuk bisa sekolah, Anas kecil harus berjuang keras. Saat di bangku sekolah, dia pernah berjualan makanan sembari sekolah. Di bangku Madrasah Ibtidaiyah (MI) setara dengan SD, politikus PKB ini pernah bersekolah MI Karangdoro, Kecamatan Tegalsari (1980-1982) Kemudian pindah di MI An-Nuqoyyah, Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Madura pada Tahun 1982 hingga 1983.

Bupati yang masa kecilnya akrab disapa Dollah ini, ternyata juga seorang gus (panggilan anak seorang kiai di Jawa Timur). Anas adalah anak seorang kiai kampung, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Mabadi'ul Ikhsan,  Desa Karangdoro, yaitu alamarhum KH Musayyidi. Anas anak pertama dari 10 bersaudara. Sebenarnya, Anas bukan anak pertama. Tapi karena anak pertama atau kakaknya meninggal saat masih bayi, mantan anggota DPR/MPR ini pun diklaim sebagai anak pertama.

Dari semua saudaranya itu, setelah lulus dari MI, hanya Anas yang melanjutkan di pendidikan umum, yaitu SMP Negeri 1 Genteng 1986-1988 dan SMP Negeri 1 Banyuwangi di Tahun 1988-1989. Sementara kesembilan adiknya tetap sekolah di pendidikan agama. Lulus SMP, Anas melanjutkan ke SMA negeri 1 Jember Tahun 1992.

"Waktu di sekolah umum, saya minta izin abah (Kiai Musayyidi) dulu. Dan beliau mengizinkan. Tapi ada syaratnya, saya tidak boleh kos. Jadi saya tetap tinggal di pondok. Sebab kalau di pondok, minimal saya bisa salat subuh berjemaah," kata Anas.

Karena tinggal di pondok, saat sekolah, Anas berjalan kaki. "Saya biasa jalan kaki atau naik sepeda. Terkadang gandol truk atau mobil pick up ke sekolah. Waktu saya sekolah, banyak teman-teman sekolah naik motor. Ada juga yang diantar naik mobil. Karena naik motor, pacarnya cantik-cantik. Sedang saya, paling tidak laku dulu," selorohnya sembari tersenyum.

Namun hal itu tak membuatnya minder. Anas makin percaya diri. Dia berkeyakinan, orang sukses, adalah mereka yang bisa mengendalikan kesenangan untuk hari ini. “Yang senang-senang hari ini, belum jaminan meraih sukses di masa depan. Yang biasa naik mobil belum tentu beehasil,” katanya menghibur.

Itu dibuktikan dengan kisah beberapa teman-teman sekolahnya. Si gus ini berkisah, saat di bangu SMA, dia memiliki teman satu kelas yang nasibnya lebih menyedihkan dari dirinya. “Namanya Muhroji. Dia anak dari keluarga miskin dari Ambulu. Saat berangkat sekolah, dia jarang makan,” ujar Anas.

Untuk bisa berangkat sekolah, Muhroji harus mengeringkan dulu celanannya di kamar ketika musim hujan. Karena celana sekolahnya cuma satu, yang didapat saat kali pertama mendaftar sekolah. Sepatunya juga cuma satu dan terus dipakainya meski sudah berlubang. Muhroji juga tidak punya tas, bukunya selalu dimasukkan ke tas plastik.

“Saat di sekolah, sulit mencari Muhroji. Dia hanya bisa ditemui di musola. Di selalu salat Dhuha. Dia gak pernah jajan. Kalau ke kantin  saya yang belikan. Uang saya, saya bagi sama dia. Saya dulu nyambi kerja di Radio Prosalina FM Jember. Honornya, saya bagi dengan Muhroji,” Anas masih menceritakan kisahnya.

Usai lulus SMA, Anas mengajak sohib karibnya itu ke Jakarta. Saat itu, Anas kuliah di Fakultas Teknologi Pendidikan IKIP Jakarta. Karena di Jakarta anak Kiai Musayyidi ini belum mendapat pekerjaan, dia tidak bisa berbagi dengan Muhroji, yang tidak melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.

Karena dalam kondisi sulit di Jakarta itulah, Muhroji memutuskan kerja sebagai tukang sapu. Setahun kemudian, Muhroji mendapat beasiswa kuliah di STT Telkom. “Meski dari keluarga miskin, Muhroji anak yang cerdas. Karena kesabaran dan kegigihannya, dia kini jadi orang sukses. Lama tidak ketemu, sampai akhirnya ketemu di Facebook, dia ngabari saya kalau sekarang bekerja di Telkom yang ada di Sumatera Utara. Dia j=uga sudah memberangkatkan orang tuanya ke Tanah Suci dan punya rumah,” ceritanya.

Dari cerita ini, Anas ingin generasi-generasi muda di Banyuwangi bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut. Menurutnya, tidak semua kesuksesan didapat dengan fasilitas mewah. Seperti kisah teman-temannya yang dulu berangkat sekolah dengan motor dan mobil, tapi sekarang banyak yang mengais rezeki di pasar. Sementara Muhroji yang dari keluarga miskin, menjadi orang sukses. “Yang utama adalah ikhtiar. Banyak belajar dan kerja keras. Kemudian doa. Muhroji sering Salat Dhuha dan Tahajud. Jangan tinggalkan solat berjamaah. Minta doa orangtua, jangan hanya minta uang saja, tapi doa,” nasehat Anas ke para pelajar.

Anas juga mencontohkan tradisi orang Jepang dan Korea yang selalu membungkuk dan hormat pada orang tua dan guru. “Di Eropa, orang bule itu suka mengangkat kakinya dan cuek saat ketemu orang lebih tua. Beda dengan Jepang dan Korea, yang menjaga sopan santun. Ini sesuai ajaran Islam, yang mengajarkan selalu hormat pada orang tua. Ekonomi Eropa sekarang menurun, Jepang naik,” kata dia.

Selanjutnya istikhomah. “Tidak boleh putus asa. Siapa yang suka bola. Di Euro kemarin, secara sistem orang mengira Perancis juaranya. Tapi ternyata Portugal yang menang. Ini karena perjuangan yang tak kenal lelah. Kemudian biasakan berbagi. Seperti Muhroji tadi. Jangan-jangan saya seperti ini karena Muhroji. Karena saya sering berbagi dengan dia, akhirnya saat salat dia juga mendoakan saya. Jadi amal jariyah juga penting,” ujar Anas.

Sekali lagi, Anas mengatakan, ukuran sukses tidak bisa dilihat dari fisiknya. “Ukuran sukses itu bukan orang yang punya mobil mewah, punya rumah bagus. Tapi apakah orang itu bahagia? Punya mobil bagus, tapi hasil kredit. Akhirnya tidak bahagia. Sukses itu bagaimana saat lulus sekolah mampu menjadi entreprenuer andal. Bisa mencipatakan pekerjaan. Bukan mencari pekerjaan,” Anas menutup kisahnya.
Continue Reading →

Dana Rp 183 Miliar untuk Pendidikan Gratis di Jember

 

Dinas Pendidikan Kabupaten Jember memperkirakan program pendidikan gratis untuk sekolah dasar hingga sekolah menengah atas dan kejuruan akan memakan anggaran sekitar Rp 183 miliar.

"Sebenarnya ada beberapa sekolah dengan dana BOS cukup, tak perlu ditambah. Malah ada sekolah yang mengalokasikan dana bingung, karena terlalu banyak, sementara aktivitas penggunaan itu tidak terlalu banyak. Ada yang memang kurang, itu bervariasi," kata Sekretaris Dispendik Jember Subadri Habib.

Dispendik menghitung anggaran dengan menggunakan instrumen dan sistem yang dibuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Dari perhitungan itu, diperolehlah angka subsidi pendidikan gratis untuk setiap siswa per tahun Rp 3,2 juta untuk tingkat SMA, Rp 4 juta untuk tingkat SMK, Rp 1,8 juta untuk tingkat SMP, dan Rp 1,5 juta untuk SD.

Menurut Dinas Pendidikan Jember, jumlah siswa sekolah dasar dan madrasah ibtidaiyah negeri maupun swasta di Kabupaten Jember sebanyak 248.468 orang, jumlah siswa SMP dan madrasah tsanawiyah 120.814 orang, jumlah siswa SMA dan madrasah aliyah 43.579 orang, jumlah siswa SMK 40.423 orang.

Sementara berdasarkan catatan Kementerian Agama Jember, jumlah siswa MI adalah 53.136 orang, jumlah siswa MTs 40.364 orang, dan jumlah siswa MA 17.590 orang. Total siswa di bawah naungan Kementerian Agama 111.090 orang. "Jumlah BOS untuk MI Rp 800 ribu, sementara untuk MA Rp 1,2 juta," kata Kepala Seksi Pendidikan Madrasah Kantor Kemenag Jember Mahfud. 

Dengan tidak menghitung dana bantuan operasional siswa (BOS) yang sudah tersedia dari pemerintah pusat, Pemerintah Kabupaten Jember tinggal menganggarkan Rp 44,720 miliar untuk pendidikan gratis tingkat SD dan MI, Rp 36 miliar untuk SMP dan MTs, Rp 41 miliar untuk SMA dan MA, Rp 63 miliar untuk SMK. "Jumlah anggaran ini akan terus bertambah karena pertambahan jumlah penduduk," kata Subadri.

Dalam APBD 2016, Dinas Pendidikan Jember mendapat alokasi Rp 1,3 triliun. Dari angka itu, belanja langsung yang dianggarkan sebesar Rp 111 miliar. APBD awal tidak menganggarkan dana daerah untuk pendidikan gratis sebagaimana dicanangkan Bupati Faida.

Wakil Ketua DPRD Jember Ayub Junaidi memandang besarnya biaya pendidikan gratis Rp 183 miliar perlu menjadi catatan. "Ini untuk pendidikan gratis saja, tidak untuk membangun infrastruktur dan lain-lain," katanya. [wir]
Continue Reading →

Piala Adipura Buana Banyuwangi Diarak Keliling Kota Senin Kemarin

 

Kegembiraan dirasakan masyarakat Banyuwangi atas diraihnya piala Adipura Buana. Sejumlah warga terlihat berkerumun di sepanjang jalan kota, melihat prosesi arak-arakan capaian piala lambang supremasi kebersihan tersebut.

Piala tersebut diarak menggunakan mobil yang dilakukan oleh petugas kebersihan diiringi oleh tokoh pahlawan Banyuwangi. Di antaranya Minak Djinggo dan para pengikutnya, serta diiringi tarian para penari Gandrung dengan pakaian merah menyala.

“Saya merasa bangga karena rakyat Banyuwangi berhasil mempertahankan Adipura empat tahun secara berturut-turut. Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh masyarakat Banyuwangi yang ikut mendukung pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua berperan nyata, mulai dari pesapon, tukang sampah, dan yang paling nyata adalah kerja keras semua rakyat dalam mewujudkan budaya bersih di Banyuwangi” kata Anas.

Kategori baru penghargaan Adipura Buana ini meneguhkan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa ini sebagai salah satu kabupaten terbersih di Indonesia. Setelah sebelumnya pada 2011 Banyuwangi pernah dinobatkan sebagai kota terkotor kedua se Jawa Timur. Tidak hanya sekedar bersih namun penghargaan ini juga  merepresentasikan keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

“Perilaku masyarakat yang semakin sadar terhadap kebersihan di lingkungan sekitarnya menjadi kunci utama diraihnya penghargaan ini. Kami berharap kepedulian ini dapat terus bergulir untuk menciptakan Banyuwangi akan semakin nyaman untuk ditinggali,” ujar Bupati Anas.

Selain menciptakan kebersihan di lingkungan masing-masing, imbuh Anas, warga juga diajak turut menjaga kebersihan pada obyek wisata di Banyuwangi. Karena seringkali ditemui sejumlah destinasi kurang terjaga kebersihannya saat ramai pengunjung.

Sementara itu, kegiatan mengarak piala Adipura Buana tersebut juga menarik perhatian para wisatawan mancanegara yang datang di Banyuwangi. Mereka terpukau dengan suasana warga serta acara yang digelar oleh pemerintah Banyuwangi yang tak meninggalkan ciri khasnya dengan mengedepankan sisi budayanya. Menurutnya, kabupaten berjuluk 'Sunrise of Java' itu pantas mendapat penghargaan ini.

“It’s amazing. Really beautiful,” kata Castelli wisatawan asal Italia saat berada di pendapa Shaba Swagata Blambangan Banyuwangi, Senin (25/7/2016). (rin/ted)
Continue Reading →

Kisah Dwi Agustian Warga Kec. Rogojampi Melahirkan Anak Ketiganya Di Atas Kereta Api Probowangi

 

Jember - Seorang penumpang kereta api Probowangi jurusan Banyuwangi - Surabaya, melahirkan bayi dalam gerbong kereta api. Persalinan dilakukan darurat karena kereta api sedang berjalan.

Bayi perempuan yang lahir dalam perjalanan kereta api itu merupakan anak ke-tiga dari pasangan suami istri, Eko dan Dwi Agustian. Mereka merupakan warga Rt.02 Rw.82 Desa/Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi.

"Pasangan suami istri itu berangkat bersama anggota keluarga lainnya untuk liburan ke rumah keluarganya yang berada di Kecamatan Rambipuji, Jember," terang Manager Humas PT. KAI Daops IX Jember Krisbiantoro saat dikonfirmasi, Senin (25/7/2016).

Menurut pengakuan keluarga, dokter memprediksikan bahwa sang bayi akan lahir sekitar satu bulan lagi. Maka dari itu, mereka pun melanjutkan rencana mereka bepergian lintas kabupaten.


Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dwi Agustian sudah merasakan mulas pada perutnya ketika kereta api berada di sekitar stasiun Kalibaru, Banyuwangi. Namun, mereka mengira bahwa itu hanya rasa mulas biasa yang kerap dialami oleh ibu hamil.

"Sampai akhirnya mereka menyadari jika bayi itu benar-benar akan lahir di sekitar Stasiun Ledokombo, Jember. Kru PT. KAI Daops IX Jember kemudian mencari informasi keberadaan penumpang yang berprofesi di bidang kesehatan, khususnya yang bisa membantu persalinan," kisah Krisbiantoro.

Beberapa menit mencari, petugas mendapati dua praktisi kesehatan yaitu Yulis Istina yang duduk di KA Ekonomi 4 dan Dian Eka yang menempati KA Ekonomi 1.

"Sedangkan persalinan sendiri dilakukan di tempat duduk ibu Dwi Agustian di KA Ekonomi 3. Petugas KAI menetralisir lokasi selama proses persalinan berlangsung, walaupun kejadian itu jelas menarik perhatian penumpang yang ada," ulasnya.

Persalinan tersebut berlangsung singkat. Setelah lahir, bayi beserta keluarganya diberhentikan di Stasiun Kalisat, Jember. Kemudian langsung dilarikan di Puskesmas setempat.

"Hingga kini, bayi itu masih ada di Puskesmas Kalisat. Rencananya, malam ini keluarga bayi yang berada di Rogojampi akan menjemput untuk langsung dibawa ke rumahnya," tukas Krisbiantoro.
Continue Reading →

Agar Tampil Fresh Saat Masuk Sekolah Nanti, Lakukan 7 Hal Sederhana ini

 

Setelah menikmati libur panjang Lebaran dan kenaikan kelas, waktunya kamu untuk kembali ke sekolah. Pasti pengen kan tampil lebih fresh dan beda dari yang lain? Secara kan, udah lama banget nggak ketemu sama teman-teman. Apalagi, buat kamu yang memulai masa-masa di sekolah baru dan ketemu orang-orang baru pastinya. Kebayang nggak, kalo nanti ketemu mereka, tapi penampilanmu nggak banget. NNOOO...!!!
Nah, biar kamu percaya diri saat hari itu datang, di bawah ini ada 7 hal sederhana yang bisa kamu lakuin biar lebih fresh dan tampil beda saat masuk sekolah nanti. So, check this one out Girls!


1. Waktu memilih seragam dan atribut sekolah, pilihlah yang sesuai dan nggak membuatmu tampil berlebihan

 



Saat masuk sekolah nanti, hal pertama yang harus kamu lakukan adalah memilih seragam yang cocok dan sesuai dengan ukuran tubuhmu. Jangan sampai kamu pakai seragam yang kebesaran atau malah kekecilan. Terus, kamu juga harus memperhatikan hal-hal seperti tas, sepatu, kaos kaki, dan atribut sekolah lainnya. Jangan sampai, apa yang kamu pakai melanggar aturan sekolahmu.

 

2. Istirahatlah yang cukup agar kamu terlihat lebih segar saat pagi hari

 



Sangat dianjurkan buat kamu untuk beristirahat selama kurang lebih delapan jam per hari, agar saat bangun pagi, kamu nggak keliatan lelah dan ngantuk. Atur juga pola tidurmu mulai sekarang dan usahakan jangan begadang ya, Girls.

 

3. Minumlah air putih secara teratur

 



Jangan pernah malas minum air putih, soalnya kandungan dalam air putih dapat membuat tubuhmu lebih fit, terhindar dari dehidrasi, juga membuat kulit lebih cerah dan tidak kering. Minumlah air putih minimal 8 gelas atau setara 2 liter sehari. Percaya deh!

 

4. Hindari pemakaian makeup yang berlebihan saat ke sekolah

 



Girls, pakailah makeup yang sesuai dengan umurmu. Gunakan pelembap, bedak yang tipis, dan sedikit lipgloss agar penampilanmu lebih natural. Hindari makeup berlebihan karena dapat membuat kulitmu kusam dan berjerawat. Nggak pengen kan?

 

5. Siapkan segala sesuatu yang akan dibawa ke sekolah nantinya

 



Yang satu ini juga nggak kalah penting, Girls. Siapkan barang apa aja yang akan kamu bawa ke sekolah, seperti buku dan alat tulis. Usahakan jangan membawa barang yang nggak penting. Biar kamu nggak repot-repot bawa tas yang terlalu berat.

 

6. Lakukan sedikit perawatan alami di rumah

 



Biar kulit wajahmu tampak sehat dan cerah, kamu bisa melakukan perawatan wajah sederhana dan alami di rumah. Salah satunya, memakai masker mentimun. Buah mentimun dipercaya dapat membersihkan kotoran yang menempel di wajah sehingga wajah terhindar dari risiko tumbuhnya jerawat. Selain itu, perawatan di rumah terbukti lebih murah dan mudah lho Girls!

 

7. Yang terpenting jangan lupa untuk selalu mencuci muka sebelum tidur

 



Kamu pasti tau dong, kalo mencuci muka dapat membuat kulit wajahmu menjadi lebih bersih dan segar. Apalagi buat kamu yang terlalu sebuk dengan aktifitas seharian di sekolah, wajib banget buat cuci muka sebelum tidur.
Continue Reading →

Monday, July 25, 2016

WASPADA! Demam Berdarah "Menggila" di Banyuwangi Menjelang Pergantian Musim

 

Rogojampi Tertinggi, Sumbang 139 Kasus

BANYUWANGI – Penyakit demam berdarah (DB) yang terus meningkat pada tahun 2016 ini diprediksi akan terus naik pada bulan Juli ini. Apalagi kondisi cuaca saat ini bisa dibilang terus menerus diwarnai hujan.

Sampai kemarin  (21/7) tercatat ada sekitar 1.319 kasus DB yang terjadi selama tahun 2016 dengan jumlah penderita yang meninggal mencapai 11 orang. Tingkat kesadaran masyarakat yang rendah terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dianggap menjadi faktor paling menentukan pertumbuhan nyamuk aedes aegypti ini.

Meski fogging atau pengasapan sudah seringkali dilakukan oleh Puskesmas di titik ditemukannya pasien DB, akan tetapi tanpa kerja sama dan kepedulian masyarakat, penyakit yang ditularkan  melalui nyamuk ini tampak sulit  diberantas.

“Kita sudah coba permudah prosedur fogging. Jika ada laporan kasus, kita temukan dan langsung di-fogging. Tapi tetap jumlahnya masih meningkat,” ujar Kasi Pemberantasan Penyakit Menular Dinkes Banyuwangi,  Sudarto Setyo.

Dinnkes sudah mencoba memetakan penanganan DB, baik melalui wilayah maupun penyebab. Untuk wilayah Rogojampi, yaitu daerah Puskesmas Gitik dan Gladag masih menjadi penyumbang terbesar dengan total 139 kasus.

Sebagian besar disebabkan karena banyaknya lokasi genangan air dari barang bekas yang tidak dibersihkan. Kemudian wilayah Puskesmas Kabat dengan 97 kasus dan Purwoharjo dengan 91 kasus. Kedua lokasi ini masih menjadi  langganan tahunan untuk  jumlah kasus DB.

“Kalau di Kabat ini banyak rumah kosong.  Jadi meskipun seluruh wilayah  kita fogging tapi ada satu rumah yang lolos, hasilnya sama saja. Fogging-nya dianggap gagal,” jelas Darto. Yang terpenting, menurutnya, saat ini adalah rutinitas PSN  (pembersihan sarang nyamuk).

Karena jika lama tidak dibersihkan,  siklus perkembangan nyamuk yang hanya membutuhkan  waktu tujuh hari menurutnya tidak bisa teratasi. Terlebih musim hujan saat ini ditambah pemanasan global cukup mempercepat  perkembangan nyamuk.

“Kita coba galakkan kembali program satu rumah satu jumantik  (juru pemantau jentik).  Kita serahkan ke setiap Puskesmas, kalau berjalan pasti bisa menekan angka penderita demam berdarah,” tambahnya. Terkait jumlah 11 orang yang  sudah meninggal akibat DB di  tahun 2016, menurut Darto, memang harus diwaspadai.

Karena bagaimanapun juga hal  itu mengindikasikan masih banyak warga yang belum tanggap dengan cara pengobatan DB. “Jika dibanding Jember yang kasusnya sekitar 300-an, tapi yang meninggal mencapai 8  orang. Kasus kita masih tergolong  rendah. Tapi tetap tidak bisa dise pelekan. Kuncinya masyarakat  harus terus waspada. Jangan  bertindak setelah ada kasus,” tegasnya.

Sementara itu, pantauan Jawa Pos Radar Banyuwangi di lapangan, ada cukup banyak pasien demam berdarah yang ada di lapangan. Mereka yang sigap dengan langsung berobat ke puskesmas atau rumah sakit  rata-rata dapat sembuh lebih cepat.

Salah satunya Lailatul,  20, warga Dusun Cemoro, Desa Balak, Kecamatan Songgon. Dia mengatakan sudah empat hari  dirawat di RSUD Blambangan. Dan rencananya boleh pulang keesokan harinya. “Awalnya saya ke PKU Muhammadiyah dulu, terus dirujuk ke  sini. Kalau lingkungan saya sepertinya bersih, tapi tidak tahu lagi kalau ada nyamuk asalnya darimana,” jelas Lailatul.

Wakil Kepala Ruang Penyakit  Dalam Tawangalun, RSUD Blambangan,  Abu Bakar menambahkan, jumlah pasien untuk penderita DB dewasa di tempatnya tidak cukup banyak. Tapi jika ada pasti akan segera ditangani. Asalkan tidak terlambat, pasien  bisa pulang lebih cepat. Karena  masalah utamanya adalah menangani jumlah trombosit pasien yang rendah.

“Kalau di sini tidak terlalu banyak, kemungkinan di bagian anak atau lainnya. Tapi di sini asalkan datangnya tidak terlambat kemungkinan maksimal satu minggu sudah bisa pulang,” jelasnya. (radar)
Continue Reading →

Cluring! Hujan Tangis Sambut Kedatangan Jenazah Winoto Dwi Cahyono Di Rumah Duka

 

CLURING – Jenazah Winoto Dwi Cahyono, 36, tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Dusun Rumping, RT 1, RW 6, Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, yang meninggal di Taiwan, akhirnya tiba di rumah keluarganya kemarin pagi (24/7).

Jenazah Winoto tiba di rumah duka dengan diantar menggunakan mobil ambulans milik Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (UPT-P3TKI) Surabaya. Ikut menjemput Kepala Bidang (Kabid) Penempatan Tenaga Kerja  Dinsosnakertrans Banyuwangi, Joko Sugeng Rahardjo, dan perwakilan keluarga korban.

“Tiba di  rumah duka Minggu pagi (24/7)  pukul 04.00,” ungkap Joko Sugeng. Sebelum dibawa pulang, pada Sabtu siang (23/7), jenazah Winoto sempat transit di Bandara Soekarno- Hatta, Jakarta. Baru pada pukul 19.00, diberangkatkan ke Bandara Juanda, Surabaya.

“Alhamdulillah, begitu pesawat landing pengurusan berkas lancar dan langsung bisa dibawa   menggunakan mobil ambulans ke Banyuwangi,” jelasnya. Kedatangan jenazah Winoto itu langsung disambut hujan tangis oleh keluarganya.

Keluarga yang sudah beberapa hari menunggu, bersamaan menangis sejadi-jadinya. Di rumah duka ini, jenazah sempat disalati. Baru pada pukul 08.30, dimakamkan di pemakaman umum yang ada di dusun itu. “Kami bersyukur jenazah adik kami sudah dipulangkan dan dimakamkan, kami berterima kasih pada semua warga yang telah membantu,” ujar  Winarti, 40, kakak kandung korban.

Seperti diberitakan harian ini sebelumnya, kabar duka kembali menyelimuti tenaga kerja Indonesia  (TKI) asal Banyuwangi. Winoto Dwi Cahyono, 36, asal Dusun Rumping, RT 1, RW 6, Desa Plampangrejo, Kecamatan Cluring, meninggal akibat serangan jantung di negara tempatnya bekerja, Selasa lalu (28/6).

Kabar meninggalnya TKI yang sedang bekerja di Taiwan itu, disampaikan Ketua Keluarga Migran Indonesia (KAMI) Cabang Banyuwangi, Topan Adi Sucipto, atas informasi dari petugas Unit Pelaksana Teknis Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja  Indonesia (UPT-P3TKI) Surabaya.

“Kami dapat pesan singkat melalui SMS dari Pak Riyanto, petugas UPTP3TKI Surabaya, yang mengatakan ada TKI asal Banyuwangi  meninggal di Taiwan,” ungkapnya.  (radar)
Continue Reading →

Pernah Jadi Daerah Terkotor, Banyuwangi Kini Sabet Adipura untuk Partipasi Warga

 

Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi memperoleh penghargaan Adipura Buana, penghargaan di bidang kebersihan dan lingkungan hidup, untuk keempat kalinya yang diserahkan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla kepada Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Lingkungan Hidup Husnul Chotimah di Lapangan Istana Siak, Riau.

"Saya merasa bangga karena rakyat Banyuwangi berhasil mempertahankan Adipura empat tahun secara berturut-turut. Penghargaan ini merupakan hasil kerja keras seluruh masyarakat Banyuwangi yang ikut mendukung pemerintah daerah dalam menjaga lingkungan yang bersih dan nyaman. Semua berperan nyata, mulai dari pesapon, tukang sampah, dan yang paling nyata adalah kerja keras semua rakyat dalam mewujudkan budaya bersih di Banyuwangi. Padahal, dulu tahun 2011 Banyuwangi pernah menjadi daerah terkotor nomor dua se-Jatim," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat dihubungi di Banyuwangi, beberapa waktu lalu, seperti dilansir dari Antara.

Piala Adipura Buana 2016 merupakan penghargaan kategori baru. Penghargaan itu diberikan kepada daerah yang dinilai mampu menggabungkan unsur sosial dengan lingkungan untuk membentuk kota yang layak huni yang, tercermin dari masyarakat kota yang peduli lingkungan.

Kategori baru penghargaan Adipura Buana, kata Anas, meneguhkan kabupaten di ujung timur Pulau Jawa itu sebagai salah satu kabupaten terbersih di Indonesia. Tidak hanya sekadar bersih, katanya, namun penghargaan ini juga merepresentasikan keterlibatan dan partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

"Perilaku masyarakat yang semakin sadar terhadap kebersihan di lingkungan sekitarnya menjadi kunci utama diraihnya penghargaan ini. Kami berharap kepedulian ini dapat terus bergulir untuk menciptakan Banyuwangi akan semakin nyaman untuk ditinggali," ujar Bupati.

Selain menciptakan kebersihan di lingkungan masing-masing, ujar Anas, warga juga diajak turut menjaga kebersihan pada objek wisata di Banyuwangi. Karena seringkali ditemui sejumlah destinasi kurang terjaga kebersihannya saat ramai pengunjung.

"Pariwisata Banyuwangi sedang menggeliat. Untuk itu kita semua wajib menjaga kebersihan objek-objek wisata yang ada. Karena wisatawan itu senang berada di tempat yang bersih. Kalau kotor terus, citra pariwisata Banyuwangi turun. Otomatis wisatawan enggan datang. Untuk itu, buanglah sampah pada tempatnya, jangan buang plastik dan sisa makanan seenaknya," tutur Anas.

Selain Piala Adipura Buana, dua sekolah di Banyuwangi juga meraih Piala Adiwiyata, yakni SMAN 1 Banyuwangi dan SDN Model Banyuwangi. Piala adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA) yang dinilai berhasil mendidik siswanya menjadi individu yang cinta dan bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup.

Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkab Banyuwangi Arief Setyawan mengatakan penghargaan Adipura Buana diterima Banyuwangi karena memenuhi sejumlah kriteria penilaian.
Banyuwangi peroleh piala Adipura Buana
© 2016 merdeka.com/Twitter Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas
Mulai dari partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan pengelolaan sampah, tersedianya ruang terbuka hijau yang berfungsi bagi masyarakat, hingga ketersediaan tempat pembuangan akhir sampah.

Penilaian juga melihat pada kebersihan di sejumlah ruang publik, seperti pasar, jalan, perkantoran, sekolah, sungai serta ketersediaan fasilitas penunjang kebersihan yang disiapkan oleh pemerintah daerah.

"Selain penilaian dari tim Kementerian LHK yang turun langsung ke Banyuwangi. Bupati Anas juga memaparkan di hadapan dewan Adipura di Jakarta terkait program kebersihan dan lingkungan hidup Banyuwangi," ujar Arief.

Khusus untuk penilaian partisipasi masyarakat, Banyuwangi mendapatkan nilai plus hingga layak mendapatkan Adipura Buana. Partisipasi yang dimaksud adalah ketelibatan langsung masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan, baik di lingkungan rumah tangga, sekolah dan perkantoran.

"Misalnya saja saat ini sudah banyak masyarakat yang peduli dalam melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah organik dan anorganik. Tim penilai Adipura pun menilai fasilitas tempat sampah tersebut mudah ditemukan, baik di sekolah, perkantoran maupun lingkungan rumah tangga. Selain itu di masyarakat juga sudah mulai banyak dilakukan pengelolaan sampah hingga memberikan nilai tambah secara ekonomis," ujar Arief.

Selain kebersihan di Banyuwangi, tim kementerian juga menilai sejumlah inovasi di Banyuwangi dalam pengelolaan lingkungan. Di antaranya adalah program bank sampah, pengolahan sampah, pembangunan ruang terbuka hijau (RTH).

Para tim penilai, menilai positif program pemda yang mengapresiasi kinerja petugas kebersihan dengan memberikan insentif dan asuransi.

"Para tenaga harian lepas kebersihan tersebut secara rutin membersihkan seluruh ruas jalan, sungai dan fasilitas publik tiga kali sehari. Wajar jika kita memberikan perlindungan dengan mengcover mereka dengan asuransi," imbuhnya.

Saat ini jumlah petugas yang rutin memelihara kebersihan Kota Banyuwangi sebanyak 620 orang tenaga harian lepas (THL) yang terdiri atas pesapon, petugas drainase, petugas bank sampah, dan taman. Pemkab Banyuwangi sendiri juga telah membangun 23 taman publik yang tersebar di seluruh wilayah. Selain menciptakan ruang terbuka hijau tersebut, taman-taman yang dibangun ini dimaksudkan menjadi ruang-ruang publik untuk berkumpul, berekreasi, dan berkreasi bagi warganya.
Continue Reading →

Berita Acak