Tuesday, May 24, 2016

Mempunyai Pulau Tabuhan, Banyuwangi akan jadi 'the next Bali' di Kedepannya



Pantai biru dengan air jernih, pasir putih cemerlang, dan kekayaan biota laut yang menakjubkan merupakan daya tarik utama pantai di Pulau Tabuhan. Tetapi tak hanya itu yang jadi keunggulan pantai Pulau Tabuhan.

Pulau Tabuhan mulai dilirik para pecinta olah raga kiteboarding dan kitesurfing. Buktinya pulau tersebut baru menjadi tuan rumah Tabuhan Island Pro Kiteboarding pada tanggal 22-23 Agustus 2015 lalu.

Menurut Co-Host Tabuhan Island Pro Kiteboarding, Jeroen van Der Kooij seperti dilansir Antara, saat ini kiteboarding tengah naik daun di antara para pecinta olah raga ekstrem. Pasar untuk olahraga kiteboarding ini tengah berkembang pesat. Sementara Pulau Tabuhan sendiri termasuk spot paling ideal untuk kiteboarding di Asia Tenggara.

"Saya sudah datang ke banyak tempat di Asia untuk bermain selancar layang, dan tidak ada tempat sebagus Pulau Tabuhan," tuturnya.

Laut di pulau tersebut mempunyai keistimewaan yang tak dimiliki surfpoint lain. Kecepatan angin di sekitar Pulau Tabuhan tergolong konstan, mencapai 20-25 knot. Menjadikannya sangat ideal untuk untuk bermain selancar layang maupun selancar angin.

Sementara di pantai Sanur atau Nusa Dua yang ada di Bali, kecepatan anginnya terlalu rendah. Rata-rata di bawah 15 knot. Akibatnya para kiteboarders membutuhkan layang-layang yang lebih lebar. Angin yang cenderung tidak konstan juga menjadikan momen untuk berselancar bagi para kiteboarders tergolong langka.



Untuk mencapai Pulau Tabuhan, dibutuhkan waktu tempuh sekitar satu jam dari kota Banyuwangi. 20 menit untuk menuju ke Pantai Bangsring, sementara 30 menit sisanya digunakan untuk mencapai Pulau Tabuhan dengan kapal wisata. Infrastruktur di pulau tersebut juga sudah cukup memadai.

"Saya yakin pulau ini mampu menarik para kiteboarders, terutama kiteboarders yang rutin ke Bali. Selama ini Anda bisa melihat banyak sekali peselancar layang yang bermain di Bali seperti di Sanur dan Canggu, itu yang kami bidik agar beralih ke Banyuwangi," ujarnya.
Continue Reading →

Monday, May 23, 2016

Pesona Semenanjung Sembulungan surga tersembunyi di TPI Muncar

International Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) digelar selama empat hari sehak 11-14 Mei 2016. Selain mengkampanyekan hidup sehat dari bersepeda, event sport tourism tersebut juga mempromosikan potensi wisata setiap daerah di Banyuwangi.
Etape ke-empat kali ini peserta ITdBI diberangkatkan dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pelabuhan Muncar, Banyuwangi. Pelabuhan Muncar dikenal sebagai pelabuhan terbesar di pulau Jawa, dan menjadi peringkat kedua se-Indonesia setelah pelabuhan Siapiapi di Riau.
Kapal nelayan di dekat TPI Muncar
© 2016 merdeka.com/Suci Rahmaningtyas

Selain dapat melihat proses pelelangan ikan dan proses jual-beli, pengunjung bisa menyaksikan pemandangan megah dengan adanya ribuan kapal nelayan dengan hiasan unik khas warga Muncar.
Tak hanya itu, di seberang pelabuhan terdapat sebuah semenanjung dengan eksotisme pesisir pantai berpasir putih, yaitu Semenanjung Sembulungan. Di sana terdapat beberapa pantai dengan panorama cantik dan alami.
Menurut salah satu nelayan, Ahmad pantai-pantai di sana tak bernama. Para nelayan menjuluki beberapa pantai di Semenanjung Sembulungan sebagai pantai pasir pendek, pantai pasir sedang dan pantai pasir panjang.
Semenanjung Sembulungan masuk dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Untuk menuju ke sana, pengunjung dapat menyewa kapal nelayan dengan tarif antara Rp 35 ribu-75 ribu untuk pulang-pergi.
"Pantai di sini masih sepi, belum ada namanya. Jadi kita namain sendiri sesuai nama grup traveling kita, pantai Rempong," ujar Rizal salah satu pengunjung sambil tertawa
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik




Continue Reading →

Di Banyuwangi Underwater Festival, 58 nelayan akan menyelam 28 jam

Banyuwangi Underwater Festival segera digelar Sabtu besok (21/5). Event yang digelar Pemkab Banyuwangi, Jawa Timur, selama dua hari hingga 22 Mei itu akan menampilkan pesona alam bawah laut.
Event yang masuk agenda Banyuwangi Festival (B-Fest) 2016 ini ‎akan dipusatkan di obyek wisata Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Rumah Apung di Pantai Bangsring, Kecamatan Wongsorejo. Obyek wisata itu juga sudah ditetapkan sebagai area konservasi.
Di even tersebut akan ada upacara bendera di bawah laut, lalu 58 nelayan akan menyelam selama 28 jam untuk memecahkan rekor MURI (Musium Rekor Indonesia). ‎"Underwater Festival ini adalah satu cara kami untuk mengenalkan secara luas tentang keindahan alam bawah laut yang kami miliki," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (20/5).
Dikatakan Anas, ‎selama empat tahun terakhir, Bangsring Underwater menjadi salah satu obyek wisata favorit yang mengandalkan keindahan gugusan karang tempat bersembunyi ribuan ikan hias.
Di lokasi wisata sisi utara Kota Banyuwangi ini, para pelancong ‎bisa menikmati wisata bahari, seperti berenang bersama anak ikan hiu di Keramba Rumah Apung, serta memberi makan ikan laut liar di Selat Bali.
Selain itu, para wisatawan juga bisa berdiving ria dan snorkeling di sekitar keramba hingga ke Pulau Tabuhan yang terkenal dengan pasir putihnya. Saat snorkeling, para pelancong bisa menikmati eksotisme pemandangan bawah laut yang dipenuhi dengan terumbu karang, koloni soft coral dan aneka ikan hias.
Bukan hanya mempromosikan wisata, festival bawah laut ini sekaligus menjadi ajang kampanye konservasi ekosistem laut di Pantai Bangsring, yang memang dikelola untuk memberikan manfaat secara ekonomis bagi nelayan, sekaligus untuk menjaga kelestarian ekosistemnya.
Bangsring, kata Anas, menjadi model pengelolaan laut yang seimbang antara eksploitasi dan upaya menjaga keberlanjutan populasi perikanan.
"Bahkan nelayan di Bangsring juga mampu mengemas ekosistem itu menjadi sebuah daya tarik wisata yang luar biasa. Lewat festival ini, kami berharap apa yang dilakukan nelayan di Pantai Bangsring bisa menular ke nelayan lain di Banyuwangi," kata Anas.
Dalam agenda, Underwater Festival ini akan diisi upacara pengibaran Merah Putih di bawah laut. Dilanjutkan dengan pelepasan ekspedisi bawah laut yang akan melakukan penyelaman 28 jam diikuti 58 nelayan untuk memecahkan rekor MURI. Para nelayan bakal memantau perubahan arus, jenis ikan dan kondisi karang di sekitar Perairan Bangsring.
Setelah penyelaman selesai, dilanjutkan penanaman 1.000 terumbu karang tranplantasi secara simbolis di sana. Setelah itu penanaman terumbu karang juga dilakukan serentak di beberapa pantai yang ada di sembilan kecamatan, dengan jumlah total 5.000 terumbu karang.
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


Continue Reading →

Anas kagum dengan sepak terjang Purucker bantu warga Banyuwangi



Bupati Banyuwangi, Jawa Timur Abdullah Azwar Anas terkesan atas sumbangsih Franz Purucker, bule asal Jerman yang membantu warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu memberdayakan desanya. Anas memberikan tempat spesial bagi bule berusia 19 tahun tersebut.


Anas telah mengetahui video buatan Purucker. Tak hanya membuat video tentang Jambewangi, Purucker juga mengajarkan pemuda-pemuda desa di kaki Gunung Raung bagaimana memanfaatkan buah lokal menjadi makanan olahan yang diminati, baik masyarakat lokal maupun luar negeri.

Bule yang tahun 2015 lalu baru menamatkan SMA-nya di Jerman tersebut melatih warga desa Jambewangi membuat buah kering (dried fruit) dari buah naga, nangka dan salak yang tumbuh di sekitar Desa Jambewangi. Purucker juga mengajarkan warga cara membuat pemanas (oven) tanpa harus membeli dengan harga mahal. Oven itu ala Purucker itu berbahan triplek, kayu, kaca, kawat dan kaleng roti.

“Saya berterima kasih atas apa yang kamu lakukan untuk warga saya. Saya undang khusus kamu di Banyuwangi. Termasuk orangtua kamu, saya undang khusus ke Banyuwangi,” ucap Anas dengan wajah berbinar saat bertemu Purucker.

Anas juga menyampaikan keinginannya agar Purucker menjadi pembicara hari Jumat (20/5) besok, saat dia menggelar rapat bersama seluruh SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Meski mau menyempatkan diri memenuhi panggilan Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Purucker tak bisa memenuhi harapan Anas tersebut.

”Saya minta maaf, hari Jumat dan Sabtu besok, saya ada rapat dengan teman-teman di Bali, untuk membuat website soal Laros (lare/anak Osing yang menjadi obyek videonya). Saya juga harus mengurus visa saya yang sudah habis,” kata bule yang sudah fasih Bahasa Indonesia ini.

Namun, Purucker berjanji kepada Anas, dia siap kembali ke Banyuwangi kapanpun jika diundang. “Saya fleksibel. Saya akan datang jika Bapak Bupati mau. Pak Bupati juga bisa mengunjungi saya di rumah saya,” ucapnya sembari mencatatkan alamat email serta rumahnya di Jerman.

Anak kedua seorang dokter di Jerman ini juga mengaku tahun ini harus sudah melanjutkan studinya di salah satu universitas di Swiss. “Sebelum ke Swiss, saya masih harus ke Singapura untuk mengikuti pelatihan. Baru kemudian berangkat ke Swiss,” paparnya.

Sebelaum berpisah, Anas juga meminta saran Purucker apa yang harus dilakukan warganya agar bisa berkembang. “Di sini sangat bagus. Potensi alamnya luar biasa. Alamnya sangat kaya. Tidak seperti di negara saya (Jerman). Tapi para petani di sini (Indonesia) tidak memiliki pengetahuan bagaimana memanfaatkan alamnya,” ungkapnya.

Kemudian, masih kata dia, warga Indonesia kurang terbuka. “Orang di sini sangat ramah. Tidak seperti di negara saya, yang secara ekonomi sudah mapan. Orang di sini kurang terbuka. Orang-orang sudah harus terbuka, jika ingin berkembang,” tandasnya memberi saran. (merdeka.com)
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


Continue Reading →

Upacara bendera bawah laut tandai pembukaan Festival Underwater



Festival Underwater yang pertama kalinya digelar dalam rangkaian Banyuwangi Festival berlangsung meriah dan spesial. Bertempat di Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring Underwater Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, Festival Underwater dibuka dengan upacara bendera bawah laut.


Sejumlah penyelam yang berjumlah 42 orang dari berbagai kalangan mulai menceburkan diri di perairan Bangsring. Mereka bersiap-siap melakukan pengibaran Merah Putih di kedalaman 10 meter. Bertindak sebagai inspektur upacara Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut Letkol Laut (P) Wahyu Endriawan, puluhan penyelam kemudian membentuk formasi upacara.

Upacara yang berlangsung selama 20 menit tersebut berhasil mengibarkan Sang Saka. “Semuanya berjalan lancar dan bagus,” ujar Letkol (Laut) Wahyu seusai upacara.

Para Penyelam yang mengikuti upacara bendera terdiri dari berbagai unsur. Selain dari Persatuan Olahraga Selam Indonesia (POSI) Banyuwangi, upacara tersebut juga diikuti oleh kelompok nelayan, TNI Angkatan Laut, PNS, dan awak media.

“Festival Underwater ini bukan sekedar festival akan tetapi ini merupakan salah satu cara untuk mengajak masyarakat untuk bersama menjaga alam,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas sesaat sebelum menyerahkan bendera merah putih untuk dikibarkan di dalam laut perairan Bangsring pada Sabtu (21/5).

Festival alam bawah laut bukan sekedar mempromosikan wisata, festival ini sekaligus sebagai kampanye konservasi ekosistem laut. Di mana laut dikelola agar memberikan manfaat secara ekonomis bagi nelayan sekaligus menjaga kelestarian ekosistem didalamnya.

Zona Perlindungan Bersama (ZPB) Bangsring, sendiri saat ini telah ditetapkan sebagai area konservasi. Dulu kawasan ini ekosistemnya lautnya telah rusak. Ikan berkurang dan karang-karang hancur. Sejak tahun 2008, salah satu pemuda di sana Ikhwan Arief memelopori penanaman terumbu karang di perairan Bangsring tersebut. Hasilnya, ekosistem di pantai Bangsring mulai pulih. Terumbu karang mulai tumbuh dan menjadi tempat berkembang biak ikan.

Ikhwan lalu terpikir untu mengembangkan perairan tersebut menjadi sebuah kawasan obyek wisata bahari berbasis konservasi. Nelayan lokal pun dilibatkan untuk mengelola obyek wisata ini.

Menariknya, upacara bendera bawah laut tersebut tidak hanya diikuti oleh penyelam dewasa, namun juga ada beberapa penyelam yang masih belia. Salah satunya adalah Safira Nur Islami yang masih berusia 13 tahun. Siswa kelas VIII SMPN 1 Giri yang tergabung dalam POSI ini merasa antusias bisa terlibat dalam festival ini. “Ini pertama kalinya ikut upacara bendera di bawah laut. Rasanya senang dan membanggakan,” kata penyelam termuda dalam acara ini.

Festival ini pun mendapat apresiasi dari sejumlah pihak. Kepala Seksi Wisata Bahari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Widayanto yang ikut serta dalam upacara bendera tersebut mengaku bangga atas inisitif masyarakat Bangsring dalam peran sertanya menjaga ekosistem bawah laut.

“Dibanding tempat lain, di Bangsring ini memiliki keunggulan tersendiri. Keterlibatan masyarakat secara luas dalam kegiatan seperti ini bisa menjadi media yang baik untuk mengajak semuanya berpartisipasi menjaga ekosistem laut,” kata Agus seusai menyelam.

Hal senda juga disampaikan oleh Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pilang (Peduli Alam dan Lingkungan) Ni Kadek Indrawati yang sejak 2008 ikut serta mendampingi proses konservasi di ZPB Samudera Bakti. “Progres konservasi Bangsring sangat luar biasa. Kini, kawasan ini benar-benar telah berubah. Yang dulunya memiliki tradisi mengeksploitasi dengan bom, kini justru menjaga terumbu karang sebaik-baiknya dan mampu memberikan manfaat dengan mengedepankan kelestarian lingkungan,” ujar Indrawati.

Festival Underwater yang akan dilaksanakan selama dua hari tersebut, tidak hanya diisi dengan upacara bendera. Sebanyak 58 nelayan Bangsring akan memecahkan rekor MURI (Museum Rekor Republik Indonesia) dengan menyelam selam 28 jam secara estafet. Di tepi pantai, siang itu juga diisi marine education kepada 250 anak-anak TK se-kecamatan Wongsorejo, serta kampanye Gerakan Suka Makan Ikan juga turut memeriahkan Festival Underwater tersebut.(merdeka,com)
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


Continue Reading →

Kim Jong-un gelar sayembara cari jodoh buat adik perempuannya


Buat yang masih jomblo, mungkin berminat menjadi salah satu dari keluarga Kim di Korea Utara. Pasalnya, sang diktator, Kim Jong-un akan menggelar sayembara untuk mencari pasangan bagi sang adik Kim Yo-jong.
Yo-jong yang masih berusia 29 tahun, bulan ini menjadi salah satu orang terkuat di Komite Pusat Korea Utara. Perempuan lajang tersebut menang dalam pemilu yang digelar di negara pimpinan sang kakak.
Meskipun sudah sukses dalam usia muda, rupanya Yo-jong masih jomblo. Hal ini kemudian mendorong Kim Jong-un, sang kakak, untuk mencarikan pasangan bagi adik tercinta.
Sayembara digelar di Ibu Kota Pyongyang. Jong-un sudah memilihkan 30 kandidat elit dari ibu kota untuk menjadi pendamping sang adik.
Kim Yo-jong 2016 Merdeka.com
Dikutip dari koran The Sun, Minggu (22/5), proses seleksi calon suami Yo-jong sama dengan acara pencarian jodoh, Take Me Out yang mendunia. Yang membedakan, semua keputusan untuk sang adik ada di tangan Jong-un sendiri.
Jong-un sendiri sudah pernah memilih pria untuk adiknya pada 2012 silam, namun sayangnya tidak satu pun sesuai dengan ekspektasinya. Para kandidat pilihan Jong-un harus lulusan atau pelajar Universitas Kim Il-sung, dengan tinggi minimal 1,7 meter, enak dilihat dan juga harus mau menjadi militer.
Seorang pria, yang kabur dari Korea Utara berkomentar, para siswa di Universitas Kim Il-sung harus memberi jalan bagi Kim Yo-jong ketika dia berada di kampus. Mereka bahkan tidak boleh satu lift dengannya.
"Ah, sama seperti kacung. Siswa di Universitas Kim Il-sung harus minggir, memberi jalan bagi Yo-jong di lorong, bahkan tak seorang pun boleh masuk lift yang sama dengan dia, kecuali orang yang dianggap teman," kata si pembelot tersebut.
Dia juga membeberkan, 30 calon yang diajukan Jong-un terdaftar di Angkatan Darat Korut. Mereka juga merupakan anggota Partai Buruh.
"Dia (Jong-un) memilih 30 lulusan dan mahasiswa yang terdaftar di program master. Mereka itu bertugas di Angkatan Darat Korea Utara dan merupakan anggota Partai Buruh. Penampilan mereka memang luar biasa dengan tinggi lebih dari 175 centimeter," lanjut dia. ()Merdeka,com
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik




Continue Reading →

Kalla: Senjata Bocah di Video ISIS Bisa Saja Replika


Video bocah-bocah berlatih perang menggunakan senjata laras panjang maupun laras pendek muncul di situs berbagi video YouTube. Bocah-bocah itu diduga berasal dari Indonesia karena mereka terlihat membakar paspor Indonesia. Dalam video itu, anak-anak itu mendukung ISIS.

Wakil Presiden Jusuf Kalla tak yakin mereka adalah anak Indonesia yang dikirim ke Timur Tengah. "Saya tak yakin anak-anak kecil dikirim ke Timur Tengah itu. Enggak yakin," kata Kalla, Jumat, 20 Mei 2016, di Istana Wakil Presiden, Jakarta.

Kalla mengaku belum melihat video tersebut. Tapi, Kalla mengatakan, video seperti itu bisa dibuat di mana saja dan tak bisa memberikan indikasi bahwa yang ada di dalam video itu adalah anak-anak Indonesia. Kalla mencurigai video dibuat untuk tujuan propaganda. "Bisa saja dia buat untuk menjadi show aja," kata Kalla.

Menurut Kalla, pembuat video bisa saja mengumpulkan anak-anak dan memberikan senjata atau replika mainan. Dan hal itu mudah saja dilakukan. "Itu hanya propaganda. Saya tidak yakin anak-anak kita seperti itu," ujar Kalla.
Dua video berdurasi 2 menit 40 detik dan 10 menit beredar di media berbagi video YouTube. Sekitar 20 anak disebut berasal dari Indonesia. Mereka berlatih perang dan membakar paspor Indonesia berwarna hijau. Telihat pula seorang pria yang berbicara dengan bahasa Indonesia, berdiri mendampingi sekelompok anak yang tengah membakar paspornya.

Sebelumnya, Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan menyatakan masih memeriksa video propaganda ISIS yang melibatkan anak-anak.
Adapun unit cyber crime Markas Besar Polri sedang mencermati dan mengusut siapa dalang di balik pembuatan dan penyebaran video yang diduga kuat dibuat di Suriah tersebut. Tim Polri juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


Continue Reading →

Rusia Luncurkan Pesawat Mata-mata Canggih



Kementerian Pertahanan Rusia memperkenalkan pesawat mata-mata nan canggih, A-50U. Pesawat peringatan dini dan pesawat kontrol angkatan udara (AWACS) ini diperkenalkan di sebuah pangkalan udara di Ivanovo Region.


Pesawat A-50U adalah pesawat yang ditujukan untuk mendeteksi dan melacak sejumlah aktivitas di udara, semacam pesawat tempur, pesawat pembom, rudal balistik, dan rudal jelajah. Pesawat juga dapat melakukan hal yang sama di darat (mendeteksi tank) dan target di permukaan laut. Tak salah jika pesawat ini dijuliki All Seing Eye

Selain itu, pesawat ini juga bisa memberikan informasi kepada Pusat Komando tentang perkembangan di udara dan laut, mengarahkan jalannya pertempuran, dan serangan udara. Artinya, pesawat itu juga bisa menjadi Pusat Komando, seperti dikutip dariSputnik, Sabtu (21/5/2016)

Pesawat A-50U pada dasarnya adalah pusat pengolahan data raksasa yang dapat terbang. Pesawat ini berisi peralatan yang dioperasikan oleh 10 orang. Fitur utama dari pesawat ini adalah radar melingkar yang berputar (rotodome), yang dijuluki jamur di atas pesawat. Jika sistem otomatis gagal, operator bisa memutar radar dengan pegangan khusus.

Pesawat ini juga dapat melindungi diri dengan melakukan perang elektrik dan memiliki pengisian bahan bakar udara. A-50U, yang merupakan hasil pengembangan pesawat A-50, dapat melihat target pada jarak 800 km dan memiliki jangkauan operasional 7.500 km.(sindonews)
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


Continue Reading →

Berita Acak