Monday, May 23, 2016

Anas kagum dengan sepak terjang Purucker bantu warga Banyuwangi



Bupati Banyuwangi, Jawa Timur Abdullah Azwar Anas terkesan atas sumbangsih Franz Purucker, bule asal Jerman yang membantu warga Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu memberdayakan desanya. Anas memberikan tempat spesial bagi bule berusia 19 tahun tersebut.


Anas telah mengetahui video buatan Purucker. Tak hanya membuat video tentang Jambewangi, Purucker juga mengajarkan pemuda-pemuda desa di kaki Gunung Raung bagaimana memanfaatkan buah lokal menjadi makanan olahan yang diminati, baik masyarakat lokal maupun luar negeri.

Bule yang tahun 2015 lalu baru menamatkan SMA-nya di Jerman tersebut melatih warga desa Jambewangi membuat buah kering (dried fruit) dari buah naga, nangka dan salak yang tumbuh di sekitar Desa Jambewangi. Purucker juga mengajarkan warga cara membuat pemanas (oven) tanpa harus membeli dengan harga mahal. Oven itu ala Purucker itu berbahan triplek, kayu, kaca, kawat dan kaleng roti.

“Saya berterima kasih atas apa yang kamu lakukan untuk warga saya. Saya undang khusus kamu di Banyuwangi. Termasuk orangtua kamu, saya undang khusus ke Banyuwangi,” ucap Anas dengan wajah berbinar saat bertemu Purucker.

Anas juga menyampaikan keinginannya agar Purucker menjadi pembicara hari Jumat (20/5) besok, saat dia menggelar rapat bersama seluruh SKPD (satuan kerja perangkat daerah). Meski mau menyempatkan diri memenuhi panggilan Anas di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Purucker tak bisa memenuhi harapan Anas tersebut.

”Saya minta maaf, hari Jumat dan Sabtu besok, saya ada rapat dengan teman-teman di Bali, untuk membuat website soal Laros (lare/anak Osing yang menjadi obyek videonya). Saya juga harus mengurus visa saya yang sudah habis,” kata bule yang sudah fasih Bahasa Indonesia ini.

Namun, Purucker berjanji kepada Anas, dia siap kembali ke Banyuwangi kapanpun jika diundang. “Saya fleksibel. Saya akan datang jika Bapak Bupati mau. Pak Bupati juga bisa mengunjungi saya di rumah saya,” ucapnya sembari mencatatkan alamat email serta rumahnya di Jerman.

Anak kedua seorang dokter di Jerman ini juga mengaku tahun ini harus sudah melanjutkan studinya di salah satu universitas di Swiss. “Sebelum ke Swiss, saya masih harus ke Singapura untuk mengikuti pelatihan. Baru kemudian berangkat ke Swiss,” paparnya.

Sebelaum berpisah, Anas juga meminta saran Purucker apa yang harus dilakukan warganya agar bisa berkembang. “Di sini sangat bagus. Potensi alamnya luar biasa. Alamnya sangat kaya. Tidak seperti di negara saya (Jerman). Tapi para petani di sini (Indonesia) tidak memiliki pengetahuan bagaimana memanfaatkan alamnya,” ungkapnya.

Kemudian, masih kata dia, warga Indonesia kurang terbuka. “Orang di sini sangat ramah. Tidak seperti di negara saya, yang secara ekonomi sudah mapan. Orang di sini kurang terbuka. Orang-orang sudah harus terbuka, jika ingin berkembang,” tandasnya memberi saran. (merdeka.com)
Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


0 komentar:

Post a Comment

Berita Acak