Pagi ini, Nurhanida dan Sumiati, terlihat sibuk membersihkan Kali Pujasera yang terletak di samping pasar tradisional Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi. Dua Pesapon bagian drainase dari Dinas Pertamanan dan Kebersihan (DKP) Banyuwangi ini sudah mulai membersihkan sampah sejak pukul 07.00 WIB.
Di sela kesibukannya menyisihkan sampah di kali, Nurhanida (34) bercerita, kurang lebih sudah 5 tahun mengabdi sebagai Pesapon Drainase. Mulanya dia ditugaskan membersihkan sungai di Jalan Kepiting, Sobo. Setelah itu dia ditempatkan untuk membersihkan kali di samping Pasar Karangrejo hingga saat ini.
"Saya kerjanya pagi saja, kalau sore saya kerja di sawah. Selain itu juga mengajar ngaji di TPQ di Riyadlus Solikin, Keramat Pakem," tutur Nurhanida, Minggu (3/7).
Tidak heran bila Ibu yang akrab dipanggil Ida ini sempat mendapatkan hadiah dari DKP Banyuwangi untuk berangkat umrah ke Mekkah. Dari 620 Pesapon, hanya dua orang yang mendapatkan hadiah umrah, salah satunya Ida sendiri. Hal ini tidak lepas dari pengabdiannya sebagai guru ngaji, di samping profesinya sebagai Pesapon Drainase.
"Itu sekitar tahun 2012-an, tiap tahun yang diberangkatkan memang hanya dua orang," ujar warga Keramat Pakem, Kelurahan Kertosari, Banyuwangi ini.
Selama menjadi petugas kebersihan sungai dan selokan, Ida seringkali jengkel bila menemui sampah berupa kayu-kayu yang menghambat aliran air dan bangkai-bangkai ayam. "Paling jengkel kalau membersihkan kayu dan bangkai itu. Sering saya menemukan bangkai ayam yang dibuang di sungai," tuturnya.
Menurut Ida, kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai, kali, atau selokan masih rendah. Apalagi, saat ini Ida ditempatkan untuk membersihkan kali yang berada di samping pasar tradisional.
Di sela kesibukannya menyisihkan sampah di kali, Nurhanida (34) bercerita, kurang lebih sudah 5 tahun mengabdi sebagai Pesapon Drainase. Mulanya dia ditugaskan membersihkan sungai di Jalan Kepiting, Sobo. Setelah itu dia ditempatkan untuk membersihkan kali di samping Pasar Karangrejo hingga saat ini.
"Saya kerjanya pagi saja, kalau sore saya kerja di sawah. Selain itu juga mengajar ngaji di TPQ di Riyadlus Solikin, Keramat Pakem," tutur Nurhanida, Minggu (3/7).
Tidak heran bila Ibu yang akrab dipanggil Ida ini sempat mendapatkan hadiah dari DKP Banyuwangi untuk berangkat umrah ke Mekkah. Dari 620 Pesapon, hanya dua orang yang mendapatkan hadiah umrah, salah satunya Ida sendiri. Hal ini tidak lepas dari pengabdiannya sebagai guru ngaji, di samping profesinya sebagai Pesapon Drainase.
"Itu sekitar tahun 2012-an, tiap tahun yang diberangkatkan memang hanya dua orang," ujar warga Keramat Pakem, Kelurahan Kertosari, Banyuwangi ini.
Selama menjadi petugas kebersihan sungai dan selokan, Ida seringkali jengkel bila menemui sampah berupa kayu-kayu yang menghambat aliran air dan bangkai-bangkai ayam. "Paling jengkel kalau membersihkan kayu dan bangkai itu. Sering saya menemukan bangkai ayam yang dibuang di sungai," tuturnya.
Menurut Ida, kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah di sungai, kali, atau selokan masih rendah. Apalagi, saat ini Ida ditempatkan untuk membersihkan kali yang berada di samping pasar tradisional.
Saat bekerja membersihkan sampah Ida seringkali bertemu langsung dengan warga yang sedang membuang sampah di sungai. Menghadapi hal demikian, dia berupaya mengingatkan dengan tutur kata sehalus mungkin. Meski demikian, dia sering mendapat balasan yang mengecewakan.
"Mbok yo toleransi sedikit to, tapi malah dijawab iku kan profesine sampeyan, kan dibayar," kenang Ida saat menghadapi warga yang sedang membuang sampah di kali. Saat ini Ida mendapatkan gaji Rp 650 ribu per bulan dari DKP Banyuwangi.
"Cara ngasih tahunya harus pelan. Kalau kasar tambah dijarak. Penyampaian superhalus," imbuhnya. Saat ditemui, Ida terlihat hanya mengenakan celana, baju lengan panjang dan sepatu boot serta tongkat untuk menyisihkan sampah. Tanpa mengenakan masker dan sarung tangan.
"Gak pakai masker, gak omes (enggak mau ribet) Dari DKP saya dapat seragam dan sepatu," jelasnya. Saat ini, ada 65 Pesapon drainase yang ditugaskan DKP Banyuwangi untuk membersihkan sampah atau limbah di sungai maupun selokan.
Pagi ini, Ida bersama seorang temannya, Sumiati telah membersihkan Kali Pujasera kurang lebih sepanjang 200 meter, yang merupakan spot di tengah keramaian warga di pasar.
"Pokoknya sekitar sini yang sering banyak sampahnya. Soalnya dekat pasar. Gak tahu wes kok gak sadar-sadar (agar tidak membuang sampah di sungai)," imbuh Sumiati, saat baru selesai kerja.
"Mbok yo toleransi sedikit to, tapi malah dijawab iku kan profesine sampeyan, kan dibayar," kenang Ida saat menghadapi warga yang sedang membuang sampah di kali. Saat ini Ida mendapatkan gaji Rp 650 ribu per bulan dari DKP Banyuwangi.
"Cara ngasih tahunya harus pelan. Kalau kasar tambah dijarak. Penyampaian superhalus," imbuhnya. Saat ditemui, Ida terlihat hanya mengenakan celana, baju lengan panjang dan sepatu boot serta tongkat untuk menyisihkan sampah. Tanpa mengenakan masker dan sarung tangan.
"Gak pakai masker, gak omes (enggak mau ribet) Dari DKP saya dapat seragam dan sepatu," jelasnya. Saat ini, ada 65 Pesapon drainase yang ditugaskan DKP Banyuwangi untuk membersihkan sampah atau limbah di sungai maupun selokan.
Pagi ini, Ida bersama seorang temannya, Sumiati telah membersihkan Kali Pujasera kurang lebih sepanjang 200 meter, yang merupakan spot di tengah keramaian warga di pasar.
"Pokoknya sekitar sini yang sering banyak sampahnya. Soalnya dekat pasar. Gak tahu wes kok gak sadar-sadar (agar tidak membuang sampah di sungai)," imbuh Sumiati, saat baru selesai kerja.
0 komentar:
Post a Comment