Kementerian Luar Negeri Indonesia terus melakukan koordinasi guna
penyelamatan anak buah kapal phukat LLD 113/5/F, yang disandera oleh
lima orang kelompok bersenjata di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia.
Komunikasi dilakukan secara terus menerus dalam upaya mendorong
perusahaan bertanggung jawab pada keselamatan para ABK.
Direktur
Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan
BHI) Kemlu Lalu Muhammad Iqbal menyebutkan, pada prinsipnya, pemerintah
Malaysia juga berkoordinasi dengan perusahaan untuk menyelamatkan para
ABK warga negara Indonesia.
"Tanggung jawab kami (Kemlu) adalah
berkomunikasi terus dengan perusahaan dan mendorong mereka, serta
memastikan mereka bertanggung jawab pada keselamatan WNI kita," ujar
pria akrab disapa Iqbal ini, saat ditemui di kantornya, Rabu (13/7).
Selain
itu, Iqbal menyebutkan, komunikasi perusahaan pemilik kapal dengan
keluarga ABK disandera juga berjalan cukup baik. Hari ini, salah sau
pihak keluarga datang ke Malaysia untuk bertemu dengan pemilik kapal.
"Komunikasi
dengan pemilik kapal terus terjalin. Hari ini, salah satu pihak
keluarga ke Sabah untuk bertemu dengn pemilik kapal," lanjut dia.
Sementara
itu, selain terus mendorong pihak perusahaan untuk bertanggung jawab,
pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pertahanan, mengirimkan utusan
khususnya untuk pergi ke Kuala Lumpur membahas mengenai masalah ini.
"Ada
orang Kemhan ke KL, mereka membahas juga mengenai masalah ini dengan
pihak-pihak di Malaysia. Menlu Retno dengan Menlu Malaysia juga terus
membahas masalah ini," ucapnya.
Sementara itu, Konsulat Jenderal
RI di Tawau juga terus melakukan koordinasi. Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu akan melakukan trilateral untuk semakin memantapkan
hasil pertemuan sebelumnya di Yogyakarta.
Tiga WNI disandera oleh
lima orang bersenjata menggunakan speed boat di wilayah Sabah,
Malaysia. Para WNI ini kemudian di bawa ke wilayah Tawi-Tawi di Filipina
Selatan.
Thursday, July 14, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment