Ritual Adat Seblang Olehsari di Kecamatan Glagah, telah digelar mulai Jumat (8/7) hingga Kamis (14/7/2016) mendatang. Ritual setahun sekali masyarakat Using (suku asli Banyuwangi) pasca hari Raya Idul Fitri ini, dipercaya bisa menghilangkan mara bahaya dan pagebluk.
Seorang wanita yang ditunjuk leluhur melalui mediasi makhluk halus, menari-nari di pentas bundar mengikuti iringan musik tradisional Banyuwangi. Sang penari Seblang kesurupan dan menari-nari dengan mata tertutup selama 7 hari berturut-turut.
Untuk tahun ini, sang penari Seblang adalah Fadiah (9) warga setempat. Penari Seblang juga mengajak masyarakat menari, setelah menunjuk dengan sampur (selendang) yang dilempar ke masyarakat. Yang mendapat sampur, wajib naik ke pentas dan menari bersama penari Seblang.
Tak hanya itu yang ditonton oleh masyarakat. Pada prosesi gending 'Kembang Dermo', Seblang menjual bunga. Bunga itu ditancapkan di sebatang bambu kecil yang terdiri 3 kuntum bunga yang terdiri dari bunga Wongso, bunga Sundel dan Pecari Kuning.
Konon bunga itu memiliki khasiat. Hampir semua masyarakat desa, para penonton berebut untuk membeli bunga itu. Mereka percaya, bunga itu menjadi sebuah media untuk tolak balak, mengusir penyakit, keselamatan maupun keberuntungan.
"Saya beli 10 untuk di rumah dan di sawah. Ini kebiasaan kami setiap ada Seblang mesti beli Kembang Dermo. Kami percaya bisa mengusir hal-hal jelek," ujar Sumitro, warga Olehsari Banyuwangi, kepada detikcom, Senin (11/7/2016).
Tak hanya Sumitro, Slamet warga Rogojampi, Banyuwangi, sengaja berburu Kembang Dermo untuk dirinya sendiri. Dirinya hingga saat ini selalu gagal dalam percintaan. Sehingga dirinya sengaja membeli Kembang Dermo, agar bisa segera dapat jodoh.
"Ya mudah-mudahan dapat jodoh tahun ini. Saya percaya kembang ini membawa keberuntungan. Siapa tahu di acara ini ada jidih saya," kelakar Slamet.
Tak hanya penonton, Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, juga ikut membeli Kembang Dermo.
"Berapa setangkai? Rp 5 ribu dapat dua ya? Ya saya beli sepuluh," ujar Bupati Anas kepada pengawal Seblang yang menawarkan.
Menurut Bupati Anas, Pemkab Banyuwangi terus mendorong kegiatan adat yang diselenggarakan oleh masyarakat. Pemkab tak akan merubah kegiatan ritual namun mengembangkan dan mensupport kegiatan tersebut dalam bentuk promosi dan pembangunan infrastruktur.
"Kita tak ingin merubah tapi justru kita dorong dengan promosi. Biar keaslian tetap terjaga. Makanya sekarang tambah rame," tambahnya.
Sementara Ketua Adat Olehsari, Kecamatan Glagah Banyuwangi, Anshori mengatakan, setiap hari, panitia menyediakan sebanyak 250 Kembang Dermo. Hasil penjualan bunga ini nantinya akan digunakan untuk kelangsungan kegiatan upacara adat Seblang.
"Biaya kegitan Seblang sangat banyak dan berhari- hari. Ini merupakan salah satu prosesi adat dan untuk kelangsungan adat ritual ini. Terima kasih kepada masyarakat yang selalu membeli kembang dermo. Ini berarti mereka peduli dengan Seblang," ujarnya.
Prosesi ritual adat Seblang Olehsari dilakukan hingga 7 hari. Dihari terakhir, akan digelar ritual Ider Bumi. penari bersama para pawang, sinden, dan seluruh perangkat keliling desa menuju empat penjuru yang dianggap sebagai tempat bermula desa Olehsari berdiri hingga ke makam Mbah Buyut Ketut.
Saat berada di makam mereka mengadakan ritual doa-doa kepada leluhur. Setelah dari makam iring-iringan seblang kembali ke arena untuk menuntaskan prosesi kembalinya roh sang hyang hingga menjelang maghrib.
Tuesday, July 12, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment