Sunday, July 17, 2016

Warganya Butuh Bantuan, Azwar Anas Perintahkan Langsung Camat Rogojampi Untuk Turun Tangan Pada Keadaan Darurat Warganya


Berobat ke Rumah Sakit menjadi momok bagi penderita kanker payudara ganas yang bernama Juminten (50). Keterbatasan biaya yang dimilikinya membuatnya mengesampingkan benjolan dan rasa nyeri di payudara kanannya.

"Saya enggak pernah periksa. Sekitar tujuh bulan lalu ada benjolan seperti telur di dada saya, lama-lama membesar dan berat tapi saya tetap kerja. Sudah diingatkan ke Puskesmas sama keluarga tapi kan enggak ada (uang) buat suntik aja sulit," kata Juminten kepada detikcom saat dikunjungi di ruang Agung Wilis RSUD Blambangan, Sabtu (16/7/2016) malam.

Juminten bercerita benjolan itu muncul karena dirinya mengalami kecelakaan setahun yang lalu. Waktu itu bagian dadanya terbentur setir dan meninggalkan bekas menghitam di sekitar payudara kanan. Akibat keterbatasan biaya luka itu dia biarkan dan akhirnya tumbuh benjolan.

"Sekitar empat bulan setelah kecelakaan mulai tumbuh benjolan ini. Rasanya nyeri dan berat sekali kadang keluar air dan kadang berbau. Saya enggak pernah periksa, tahu-tahu sudah mbledhos (pecah) seperti ini," kata ibu dua anak ini.

Sebelum benjolan itu pecah, istri dari Saiful ini masih sempat bekerja di Bali selama satu bulan lalu. Baru setelah pulang dari Bali, awal puasa lalu, anak bungsu dari tujuh bersaudara ini istirahat total di rumah.

"Saya ke Bali karena lebaran enggak punya uang. Di sana kerja merawat ayam, dibayarnya bijian. Satu ayam dibayar Rp 300, pulangnya saya dan suami dapat Rp 3 juta," terangnya.

Ibu dari Ponidi dan Surami ini mengaku tak pernah mengenyam bangku pendidikan. Kedua anaknya pun harus putus sekolah karena dia tidak memiliki biaya. Ketika ditanya soal program beasiswa dan jaminan BPJS Kesehatan dia pun menggeleng tidak tahu.

"Ponidi itu SD kelas 4 terus berhenti kalau Surami itu lulus SMP. Saya enggak tahu umur mereka sekarang. Saya enggak sekolah, saya ini orang bodoh, enggak bisa baca. Enggak tahu yang gitu-gitu," paparnya.

Berkat adanya aduan ke akun Twitter Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, kondisi Juminten pun diketahui dan langsung ditangani. Anas kemudian menunjuk Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan dr Widji Lestariono dan Camat Rogojampi Lukman Hakim untuk turun tangan. Sesuai SOP, akhirnya Juminten dibawa ke RSUD Blambangan.

"Kami terus observasi, kalau memang perlu dirujuk, akan segera dirujuk ke rumah sakit yang lebih lengkap perawatannya," terang dokter Rio.

Sementara itu, dari pihak pemerintah desa membantu untuk menerbitkan SPM (Surat Pernyataan Miskin) bagi Juminten. Camat Rogojampi Lukman Hakim menjelaskan dengan SPM itu nanti pembiayaan pengobatan Juminten akan ditanggung oleh pemerintah.

"Juminten tercatat sebagai warga Desa Bubuk, Rogojampi. SPM nya sudah kami urus sehingga pasien bisa berobat ke rumah sakit tingkat lanjut bila memang dibutuhkan," jelasnya.

Kini Juminten sudah bisa bernafas lega terkait pengobatan yang harus dijalaninya. Hasil dari pemeriksaan di UGD menyarankan dia harus menjalani operasi dan saat ini dia membutuhkan donor darah.

"Senang sekali dapat bantuan. Tadi katanya mau dioperasi hari Senin, tapi katanya saya butuh donor darah A," jelasnya.

0 komentar:

Post a Comment

Berita Acak