Kawah Ijen merupakan objek wisata yang telah dikenal luas oleh para wisatawan domestik dan asing karena keindahan alamnya. Setiap harinya Kawah Ijen tak pernah sepi dari pengunjung. Pada hari-hari biasa pengunjung Kawah Ijen rata-rata hanya ratusan orang, namun pada week end atau hari libur bisa mencapai lebih 2 ribu orang, bahkan pada momen tertentu seperti malam pergantian tahun, pengunjungnya bisa mencapai 4 ribu lebih. Setiap tahun selalu terjadi peningkatan jumlah pengunjung, baik domestik maupun mancanegara, seiring dengan meningkatkan popularitas Kawah Ijen.
Kawah Ijen Banyuwangi (sumber : Asherworldturns.com)
Kalau pada tahun 2011 jumlah pengunjung Kawah Ijen baru mencapai sekitar 16 ribu orang, maka tahun 2015 sudah meningkat hampir 10 kali lipat menjadi 150 ribu pengunjung. Ini data resminya, bisa jadi fakta riilnya lebih banyak lagi. Dengan ditetapkannya Gunung Ijen sebagai cagar biosfir oleh Unesco pada Maret 2016, bisa dipastikan pesona Kawah Ijen akan kian mendunia dan mendatangkan lebih banyak wisatawan mancanegara. Terlebih pihak Pemkab Banyuwangi kian gencar mempromosikan Kawah Ijen sebagai wisata andalan Kabupaten Banyuwangi.
Kawasan Wisata Kawah Ijen masuk dalam wilayah Cagar Alam Taman Wisata Ijen dengan luas 2.560 hektare, termasuk hutan wisata seluas 92 hektare. Kawah Ijen ini terletak di puncak Gunung Ijen di wilayah Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Klobang, Kabupaten Bondowoso. Gunung Ijen merupakan gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian 2.443 mdpl diatas permukaan laut yang terletak berdampingan dengan Gunung Raung dan Gunung Merapi.
Kawah Ijen merupakan sebuah danau di atas Gunung Ijen yang terbentuk akibat proses letusan Gunung Ijen, membuat kawah tersebut dipenuhi oleh air sehingga membentuk sebuah danau kawah yang sangat menakjubkan. Yang menarik adalah kawah ini berada di tengah kaldera yang terluas di Pulau Jawa dengan diameter 6 km. Ukuran kawahnya sendiri sekitar 960 meter x 600 meter dengan kedalaman 200 meter. Kawah ini terletak di kedalaman lebih dari 300 meter di bawah dinding kaldera.
PH air Kawah Ijen 0,5 sama dengan kadar asam aki mobil sumber : Liputan6.com)
Kawah Ijen merupakan salah satu kawah paling asam terbesar di dunia. Yaitu memiliki tingkat keasaman mendekati nol, sehingga bisa melarutkan tubuh manusia dengan cepat. Namun, dibalik semua itu, ternyata kawah ini menyajikan pesona keindahan yang menakjubkan.
Pesona Keindahan Kawah Ijen
Kawah Ijen dari atas Gunung Ijen terlihat sangat indah. Kawah ini merupakan danau yang besar berwarna hijau kebiruan dengan kabut dan asap belerang yang sangat memesona.
Selain itu, udara dingin dengan suhu 10 derajat celcius, bahkan bisa mencapai suhu 2 derajat celcius, akan menambah sensasi tersendiri. Berbagai tanaman yang hanya ada di dataran tinggi juga dapat Anda temukan, seperti Bunga Edelweis dan Cemara Gunung.
Pagi hari di Kawah Ijen (sumber : Jalan2men.com)
Saat pagi hari, ketika matahari mulai menyinari kawasan Kawah Ijen, pemandangan yang indah dapat Anda nikmati. Kawah Ijen yang berwarna hijau kebiruan akan ditambah cahaya matahari yang berwarna keemasan memantul di kawah tersebut.
Danau Kawah Ijen dengan airnya berwarna hijau tosca (sumber : Dutawisata.co.id)
Serupa tapi tak sama : Kawah Ijen dengan warna air danaunya kebiruan (sumber : 3djuegos.com)
Di sekitar lereng kawah terhampar pohon Manisrejo (cantiqi) yang berdaun kemerahan, sedangkan batuan dinding kawah berwarna belerang, kekuningan, kondisi-kondisi inilah yang membuat panorama alam disini begitu mengesankan untuk dinikmati.
Hamparan pohon manisrejo (sumber : Asherworldturns.com)
Dari Kawah Ijen layangkan pandangan ke sekitarnya, akan terlihat rangkaian gunung lain di wilayah Pegunungan Ijen, seperti Gunung Merapi di timur, Gunung Raung, Gunung Suket, Gunung Rante dan sebagainya.
Selain itu fenomena alam lain yang terdapat di kawah Ijen yang tidak boleh dilewatkan adalah Blue Fire atau Api Biru, yang muncul di tengah-tengah penambangan sulphur, dan hanya bisa dilihat pada dini hari hingga menjelang pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB.
Fenomena blue fire ini hanya ada dua di dunia, selain di Ijen hanya ada di Islandia. Maka tak heran keberadaan si api biru ini begitu sangat diburu para wisatawan, khususnya turis asing.
Blue fire Kawah Ijen (sumber : Indonesia.tripcanvas.co)
Penambang Belerang TradisionalSalah satu yang menjadi perhatian pengunjung di kawasan Kawah Ijen adalah adanya penambang belerang tradisional. Mereka dengan berani mendekati danau untuk menggali belerang dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan keranjang.
Para penambang belerang ini mengambil belerang dari dasar kawah. Di sini asap cukup tebal, namun dengan peralatan penutup hidung sekadarnya seperti sarung, mereka tetap mencari lelehan belerang. Lelehan belerang didapat dari pipa yang menuju sumber gas vulkanik yang mengandung sulfur. Gas ini dialirkan melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang berwarna merah. Setelah membeku belerang berwarna kuning.
Penambang sedang mengambil belerang cair (sumber : Uniqpost.com)
Setelah belerang dipotong, para penambang akan mengangkutnya dengan cara dipikul melalui jalan setapak. Beban yang dipikul cukup berat antara 80 hingga 100 kg. Para penambang sudah terbiasa memikul beban yang berat ini sambil menyusuri jalan setapak di tebing kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh 3 kilometer.
Kerasnya kehidupan penambang belerang Kawah Ijen, dibahunya terdapat beban seberat lebih 60 kg (sumber : Liputan6.com)
Untuk menambah sumber penghasilannya, sebagian penambang tersebut memanfaatkan pengetahuan dan pengalamannya mengenal jalur pendakian Kawah Ijen dengan menyediakan jasa sebagai pemandu lokal bagi pengunjung yang membutuhkan. Jika saja rejeki semacam ini selalu ada setiap hari, tentu dengan senang hati mereka akan menanggalkan pekerjaan utama sebagai penambang belerang.
Cendera mata khas Kawah Ijen yang terbuat dari belerang buatan para penambang (sumber : Detik.com)
Selain itu, para penambang juga memanfaatkan sedikit kreativitas mereka dengan membuat cendera mata dari belerang yang dicetak dalam aneka bentuk yang unik, seperti kura-kura, kepiting, boneka hello kitty dan sebagainya. Banyak pengunjung yang membeli karena tersentuh untuk sedikit membantu menambah penghasilan mereka. Padahal itulah cendera tangan khas Kawah Ijen.
Paltuding Pintu Masuk Kawah Ijen
Perjalanan menuju Kawah Ijen dimulai dari Paltuding, yang merupakan pos PHPA (Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam) Perhutani di kaki gunung Merapi-Ijen. Sebelum mulai pendakian Anda wajib melaporkan diri sekaligus membayar tiket masuk. Meskipun demikian tidak serta-merta Anda bisa langsung melakukan pendakian, karena waktu pendakian ditentukan berdasarkan kondisi alam.
Normalnya pendakian Kawah Ijen diberlakukan mulai pukul 01.00 WIB sampai 12.00 WIB. Namun sewaktu-waktu bisa saja pendakian ditutup jika terjadi kondisi yang dianggap membahayakan keselamatan pengunjung. Seperti terjadi hujan lebat, longsor, kebakaran hutan atau asap belerang yang mengarah ke jalur pendakian akibat perubahan arah angin.
Paltuding memiliki area yang luas dan dilengkapi fasilitas yang cukup memadai. Terdapat tempat parkir bagi pengunjung yang membawa kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Fasilitas umum seperti kamar mandi, toilet dan mushola sudah tersedia. Beberapa warung makan juga banyak terdapat di Paltuding. Anda juga bisa membeli beberapa perbekalan yang diperlukan untuk amunisi pendakian Anda.
Bagi pengunjung yang datang lebih awal dan akan melakukan pendakian pada dini hari bisa menyewa homestay dengan harga terjangkau. Selain itu terdapat camping ground yang luas bagi pecinta alam yang ingin mendirikan tenda atauhammock.
Dari Paltuding ke Kawah Ijen jaraknya 3 KM, yang hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Meskipun jarak tersebut terbilang tidak terlalu jauh, namun mengingat kondisi medan dan kemampuan setiap orang yang berbeda, umumnya diperlukan waktu antara 2 sampai 3 jam untuk mencapainya.
Kondisi jalur trekking menuju Kawah Ijen berupa tanah berpasir dan batu halus dengan sudut kemiringan bervariasi antara 10 sampai 35 derajat, ditempuh pada tengah malam dalam kondisi fisik yang sudah lelah ditambah situasi yang relatif gelap karena hanya mengandalkan penerangan lampu senter, membuat perjalanan mencapai Kawah Ijen tidak bisa dilakukan dengan cepat.
Apalagi pengunjung Kawah Ijen umumnya adalah pemula yang baru pertama kalinya datang dan bahkan mungkin belum pernah melakukan pendakian sebelumnya. Karena itu bagi pengunjung yang berombongan, membawa banyak wanita, sebaiknya memanfaatkan jasa guide lokal yang nota bene adalah para penambang belerang yang sudah sangat hafal dengan medannya.
Sebelum mencapai puncak Ijen, terdapat Pos Penimbangan yang lebih dikenal sebagai Pondok Bunder. Pos yang berada di ketinggian 2.226 mdpl ini tempat untuk menimbang belerang yang diambil oleh para penambang dari Kawah Ijen.
Di Pondok Bunder yang merupakan pos terakhir sebelum Kawah Ijen, terdapat warung penjual makanan-minuman, namun hanya mulai buka setelah pagi hari. Tempat ini biasanya juga menjadi tempat peristirahatan sejenak bagi para pendaki sebelum melanjutkan perjalanan maupun mereka yang baru turun kembali dari Kawah Ijen.
TIKET MASUK KAWAH IJEN
- Retribusi Rp 3.000,- /orang di Dusun Jambu, Desa Tamansari, Kecamatan Licin berdasarkan Peraturan Desa No. 1 Tahun 2015 tentang bumdes yang berisi tentang pengelolaan kawasan desa wisata.
- Tiket pendakian di Paltuding :
- Karcis untuk wisatawan lokal Rp 5.000,- pada hari kerja, Rp 7.500,- pada hari libur.
- Tiket untuk wisatawan mancanegara Rp 100.000,- /hari kerja, Rp 150.000,-/hari libur.
- Parkir motor Rp 2.000,-, mobil Rp 10.000,-
- Toilet Rp 2.000,-/orang
- Sewa masker Rp 25.000,-
- Sewa senter Rp 10.000,-
- Mendirikan tenda Rp 15.000,-/tenda.
- Penginapan Perhutani Rp 150.000,-/malam.
- Membawa video komersial atau snapshot film komersial ada biaya tambahan Rp 10 juta, handycam Rp 1 juta dan foto kamera Rp 250 ribu.
Cara Menuju Kawah Ijen
Seperti yang telah banyak diketahui, untuk menju ke Kawah Ijen dapat ditempuh melalui dua jalur, yaitu Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso. Kedua jalur tersebut akan bertemu di Paltuding, yang merupakan pintu masuk menuju ke lokasi Kawah Ijen.
Baik melalui jalur Banyuwangi maupun Bondowoso masing-masing ada nilai min plusnya. Dengan starting point dari Surabaya, dari segi jarak memang lebih dekat ke Bondowoso daripada Banyuwangi. Namun dari Bondowoso menuju ke Paltuding, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 76 KM, jauh lebih dekat dari Banyuwangi ke Paltuding, yaitu hanya sekitar 30 KM, dengan kondisi jalan yang sangat mulus.
Selain itu, dari segi kemudahan transportasi, lebih banyak pilihan moda transportasi menuju ke Banyuwangi dari berbagai kota di Pulau Jawa daripada ke Bondowoso. Selain kendaraan pribadi, perjalanan menuju ke Banyuwangibisa ditempuh melalui bis umum, kereta api, travel maupun pesawat.
Belum lagi soal keragaman wisata dan budayanya. Pada umumnya, traveler yang berkunjung ke Banyuwangi tidak hanya khusus ingin melihat satu tempat wisata saja – dalam hal ini Kawah Ijen, tapi juga ingin menjelajahi tempat-tempat wisata lain atau melihat event wisata Banyuwangi Festival yang tersaji sepanjang tahun. Dari pertimbangan ini, jelas Banyuwangi menawarkan lebih banyak pengalaman berwisata. Tapi bagaimana pun juga, keputusan ditangan Anda.
Perjalanan Dari Banyuwangi Ke Kawah Ijen
Sampai saat ini (2016) belum ada transportasi umum langsung dari Banyuwangi ke Paltuding. Bagi Anda yang mengendarai mobil atau motor tentu tidak ada masalah menuju ke Paltuding, karena sekarang jalannya sudah berapal hotmix, hanya tinggal mengikuti rutenya saja.
BANYUWANGI > LICIN > JAMBU > PALTUDING > KAWAH IJEN
Lalu bagaimana dengan pengunjung yang datang ke Banyuwangi dengan kendaraan bus atau kereta api, termasuk bagi solo travelling ?
Bagi traveler yang datang menggunakan kendaraan umum seperti kereta pi atau bus antar kota, berikut alternatif transportasi dari Banyuwangi ke Paltuding :
SEWA JEEP/TROOPER
Jika Anda datang ke Banyuwangi naik kereta api, turunlah di Stasiun Karangasem. Begitu keluar dari stasiun Karangasem maka Anda akan mudah mencari informasi persewaan mobil menuju Paltuding di sekitar stasiun. Ongkos sewanya sekitar Rp 600 ribu PP, belum termasuk bensin. Sebaiknya Anda nego yang sudah fix dengan bensin, sehingga ongkos sewanya sudah pasti. Katakanlah Rp 700 ribu. Jika dipakai rombongan berlima berarti rata-rata sekitar Rp 140 ribu/orang.
SEWA ANGKOT
Sewa angkot memang lebih murah namun hanya sampai Licin, karena angkot tidak mampu melewati medan jalan yang sangat menanjak, selebihnya berganti truk pengangkut belerang. Sewa angkot cukup efisien jika Anda datang dalam rombongan antara 5-7 orang. Jika kurang dari itu ongkos sewanya akan sedikit lebih mahal.
- Sewa angkot di Terminal Sasak Perot yang berjarak 300 meter dari stasiun Karangasem.
- Ongkosnya berdasarkan nego, antara Rp 10-15 ribu/orang. Minta diantar sampai di kantor PT Candi Ngrimbi di Desa Tamansari yang berjarak sekitar 22 KM dari Stasiun Karangasem.
- Dari kantor PT Candi Ngrimbi menuju Paltuding sejauh 9 KM naik truk pengangkut belerang dengan ongkos Rp 5 ribu/orang untuk sang sopir truk.
- Dalam sehari ada dua kali jadwal keberangkatan truk menuju Paltuding, yaitu pukul 07.00 WIB dan siang sekitar pukul 12.00 WIB. Sedangkan jadwal truk turun kembali ke kantor PT Candi Ngrimbi adalah pukul 11.00 WIB dan 16.00 WIB.
- Hari Jumat tidak ada aktifitas penambangan di Kawah Ijen, sehingga tidak ada truk yang naik turun Tamansari-Paltuding.
- Jika Anda naik bus antarkota maka akan turun di Terminal Brawijaya. Dari sini Anda bisa langsung sewa/carter angkot dengan tujuan kantor PT Candi Ngrimbi dengan ongkos kurang lebih sama di Terminal Sasak Perot. Yang penting pandai-pandai nego.
OJEK MOTOR
Bagi solo travelling naik ojek motor adalah pilihan yang tepat untuk mencapai Paltuding. Saat ini di Banyuwangi sudah ada beberapa ojek motor online yang bisa Anda manfaatkan jasanya. Untuk tujuan Paltuding ongkos standarnya adalah Rp 150 ribu pergi pulang.
SEWA MOTOR
Alternatif lain adalah sewa motor seharga Rp 75 ribu/hari, belum termasuk bensin. Informasi sewa motor ini juga bisa Anda dapatkan di sekitar Stasiun Karangasem.
Tips Berwisata Ke Kawah Ijen :
- Saat yang paling tepat untuk menyaksikan keindahan Ijen adalah pada pagi hari. Sebaliknya, lakukan pesiapan yang cukup jika akan melakukan perjalanan pada malam hari, karena medannya cukup berat.
- Jika ingin melihat api biru, pendakian sebaiknya dilakukan pada pukul 01.00-02.00 dini hari, karena api biru terlihat jelas hingga pukul 05.00 pagi atau sebelum matahari muncul.
- Jangan menggunakan celana berbahan jins, tetapi pilih bahan kain atau celana cargo. Pilih sandal atau sepatu yang nyaman di kaki.
- Gunakan penutup kepala dan telinga serta jaket untuk melawan suhu dingin, gunakan penutup kepala dan telinga, serta jaket, dan
- Jangan minum terlalu banyak, cukup 1 atau 2 teguk setiap 15 menit, untuk mencegah proses pelambatan metabolism tubuh.
- Jangan lupa membawa masker/penutup hidup karena untuk menuju Kawah Ijen, anda harus menyusuri jalan setapak menyusuri tebing kaldera, kadang-kadang asap belerang tertiup angin melewati jalur tersebut.
- Membawa jas hujan adalah wajib jika mendaki di musim hujan, karena di sepanjang jalur pendakian tidak ada tempat berteduh.
- Dari Licin menuju Paltuding perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan offroad, terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding medannya cukup berat.
- Demi alasan keamanan, pendakian ke kawah ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian.
0 komentar:
Post a Comment