Lagi-lagi pengelolaan wisata unggulan Banyuwangi kembali mendapat isu miring. Kali ini beredar kabar munculnya tiket liar atau pungutan di Pulau Merah di luar ketentuan yang berlaku. Eko Suhendro, salah satu anggota Pokmas Pulau Merah, menyatakan yang terjadi bukan penjualan tiket palsu melainkan pengelolaan penitipan sepeda di luar kelola Wisata Pulau Merah.
Hendro menjelaskan, Pihak Perhutani 
selaku pemilik lahan tersebut menjelaskan bahwa aktivitas pengelolaan 
penitipan ini untuk mengantisipasi  keamanan sepeda yang berada  di luar
 area kelola wisata, “Untuk mengantisipasi kejahatan, masyarakat 
diberdayakan  penitipan sepeda,” ucapnya menirukan ucapan Widodo selaku 
Asisten Perhutani (Asper)  Wilayah Sukamade.
Menurut Hendro, aktivitas ini sebenarnya
 secara logika juga bisa mengamankan kendaraan pengunjung yang ada di 
luar pagar wisata. Namun, Disayangkan hal itu belum dikoordinasikan 
 dengan pihak Pokmas Wisata yang selama ini mengelola  wisata termasuk 
persoalan  parkir.
“Secara logika, tindakan pak Asper ini 
masuk akal. Di sisi lain mungkin cuma tidak ada koordinasi, itu yang 
saya tahu,” jelasnya.  Endro mengungkapkan, pihaknya tidak berkomentar 
banyak terkait ha lini. Namun, dari  info yang dia ketahui, 
Kejadian tersebut, kini telah menjadi perhatian pihak berwenang 
 setempat karena bisa memunculkan dugaan pungutan liar.
“Keamanan setempat sudah memberi 
perhatian, Itu indikasinya pungli,” jelasnya. Endro menyatakan, 
adanya jasa penitipan sepeda berbayar di luar pengelolaan Pokmas ini 
secara umum tidak merugikan pihaknya.
Hal ini karena kegiatan tersebut 
dilakukan di luar pagar wisata. Namun, pihaknya berharap kegiatan 
semacam itu bisa dikoordinasikan. Apalagi  jika pihak tertentu 
berkeinginan  membentuk kelompok baru yang juga berkepentingan  dengan 
pengelolaan wisata.
“Pokmas tidak dirugikan, karena itu di 
luar kelola wisata. Namun kalau muncul kelompok baru, kekhawatiran saya 
nanti muncul gap di bawah,” ucapnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi 
 mengenai hal ini. Widodo selaku Asperwil Sukamade  Perhutani Banyuwangi
 Selatan  menjelaskan, upaya yang dilakukan warga tersebut tidak  lain 
semata–mata untuk kepentingan  pengamanan kendaraan pengunjung yang 
berada di luar pagar.
“Inisiatif masyarakat untuk antisipasi 
keamanan,”  jelasnya. Terkait besaran uang yang  dikenakan kepada 
pengunjung, dia mengaku tidak tahu menahu. Dai juga menegaskan kegiatan 
 tersebut bukan perintah darinya namun pihaknya juga  tidak melarang.
“Saya nariknya malah tidak paham, Mas. 
Jadi melarang tidak, memerintah juga tidak,” jelasnya. Camat Pesanggaran
 Didik Joko Suhono menjelaskan hal  ini merupakan salah paham dalam 
pengelolaan saja. Namun,  dia menegaskan, sudah  berkoordinasi dengan 
pihakpihak  bersangkutan dan akan  membicarakan hal ini dengan 
 baik-baik.
“Yang satu pengelola wisata. Yang satu produksi. Sama-sama Perhutani. Setelah Lebaran kita duduk bersama,”  ucapnya. (radar)
 

 
 
 
 
 
0 komentar:
Post a Comment