Wednesday, July 13, 2016

Penitipan Kendaraan di Pulau Merah “Disoal”

 

Lagi-lagi pengelolaan wisata unggulan Banyuwangi kembali mendapat isu miring. Kali ini beredar kabar munculnya tiket liar atau pungutan di Pulau Merah di luar ketentuan yang berlaku. Eko Suhendro, salah satu anggota  Pokmas Pulau Merah, menyatakan  yang terjadi bukan penjualan tiket palsu melainkan  pengelolaan penitipan sepeda di  luar kelola Wisata Pulau Merah.

Hendro menjelaskan, Pihak Perhutani selaku pemilik lahan tersebut menjelaskan bahwa aktivitas pengelolaan penitipan ini untuk mengantisipasi  keamanan sepeda yang berada  di luar area kelola wisata, “Untuk mengantisipasi kejahatan, masyarakat diberdayakan  penitipan sepeda,” ucapnya menirukan ucapan Widodo selaku Asisten Perhutani (Asper)  Wilayah Sukamade.

Menurut Hendro, aktivitas ini sebenarnya secara logika juga bisa mengamankan kendaraan pengunjung yang ada di luar pagar wisata. Namun, Disayangkan hal itu belum dikoordinasikan  dengan pihak Pokmas Wisata yang selama ini mengelola  wisata termasuk persoalan  parkir.

“Secara logika, tindakan pak Asper ini masuk akal. Di sisi lain mungkin cuma tidak ada koordinasi, itu yang saya tahu,” jelasnya.  Endro mengungkapkan, pihaknya tidak berkomentar banyak terkait ha lini. Namun, dari  info yang dia ketahui, Kejadian tersebut, kini telah menjadi perhatian pihak berwenang  setempat karena bisa memunculkan dugaan pungutan liar.

“Keamanan setempat sudah memberi perhatian, Itu indikasinya pungli,” jelasnya. Endro menyatakan, adanya jasa penitipan sepeda berbayar di luar pengelolaan Pokmas ini secara umum tidak merugikan pihaknya.

Hal ini karena kegiatan tersebut dilakukan di luar pagar wisata. Namun, pihaknya berharap kegiatan semacam itu bisa dikoordinasikan. Apalagi  jika pihak tertentu berkeinginan  membentuk kelompok baru yang juga berkepentingan  dengan pengelolaan wisata.

“Pokmas tidak dirugikan, karena itu di luar kelola wisata. Namun kalau muncul kelompok baru, kekhawatiran saya nanti muncul gap di bawah,” ucapnya. Sementara itu, saat dikonfirmasi  mengenai hal ini. Widodo selaku Asperwil Sukamade  Perhutani Banyuwangi Selatan  menjelaskan, upaya yang dilakukan warga tersebut tidak  lain semata–mata untuk kepentingan  pengamanan kendaraan pengunjung yang berada di luar pagar.

“Inisiatif masyarakat untuk antisipasi keamanan,”  jelasnya. Terkait besaran uang yang  dikenakan kepada pengunjung, dia mengaku tidak tahu menahu. Dai juga menegaskan kegiatan  tersebut bukan perintah darinya namun pihaknya juga  tidak melarang.

“Saya nariknya malah tidak paham, Mas. Jadi melarang tidak, memerintah juga tidak,” jelasnya. Camat Pesanggaran Didik Joko Suhono menjelaskan hal  ini merupakan salah paham dalam pengelolaan saja. Namun,  dia menegaskan, sudah  berkoordinasi dengan pihakpihak  bersangkutan dan akan  membicarakan hal ini dengan  baik-baik.

“Yang satu pengelola wisata. Yang satu produksi. Sama-sama Perhutani. Setelah Lebaran kita duduk bersama,”  ucapnya. (radar)

0 komentar:

Post a Comment

Berita Acak