Gambar ilustrasi |
Seorang tentara anggota pasukan elite Amerika Serikat, Navy SEAL, tewas terbunuh dalam serangan ISIS di Irak pada Selasa (3/5). ISIS dalam peristiwa itu berhasil memukul mundur pasukan peshmerga Kurdi dan sempat menguasai sebuah kota.
Kementerian Pertahanan AS yang dikutip Reuters membenarkan seorang tentara Navy SEAL tewas di Irak. Dia menjadi tentara AS ketiga yang tewas dalam pertempuran langsung melawan ISIS di negara itu.
"Ini adalah kematian dalam pertempuran dan kehilangan yang sangat menyedihkan," kata Menteri Pertahanan AS Ash Carter.
Pentagon merahasiakan nama dan pangkat tentara tersebut, namun gubernur negara bagian Arizona, Doug Ducey mengatakan korban adalah Charlie Keating IV.
Koran San Diego Union-Tribune menuliskan bahwa Keating adalah cucu dari Charles Keating Jr., seorang bankir yang terlibat dalam skandal pinjaman yang melibatkan lima senator AS di tahun 1980-an.
Menurut laporan pejabat senior peshmerga yang dikutip Reuters, Keating tewas di kota Tel Asqof, sekitar 28 kilometer dari markas ISIS di Mosul. Kota itu sempat dikuasai ISIS namun berhasil direbut peshmerga dengan bantuan sekitar 20 kali serangan udara koalisi AS.
Menurut pejabat peshmerga, Keating tewas akibat "tertembak langsung" saat dalam misi sebagai penasihat pertempuran bagi peshmerga. Insiden ini terjadi dalam penyerangan ISIS ke garis depan peshmerga. Itu adalah kali pertama ISIS berhasil menembus jantung pertahanan pasukan Kurdi.
Keating adalah bagian dari 200 tentara yang dikirimkan AS ke Irak untuk memberikan pelatihan dan bimbingan tempur melawan ISIS. Gedung Putih menegaskan, Keating tidak dalam misi pertempuran, hanya pendampingan tentara Kurdi.
"Dia tidak berada di garis depan, tapi dua mil dari situ. Ternyata tempat antara pasukan Irak dan ISIS itu sangat berbahaya," kata juru bicara Gedung Putih Josh Earnest.
Pasukan Navy SEAL adalah pasukan elite AS yang bertugas untuk misi-misi sulit, di antaranya adalah pembebasan kapal Maersk dari tangan perompak Somalia pada tahun 2009 dan pembunuhan Osama bin Laden di Pakistan pada 2011. (den)
Sumber CNN indonesia
0 komentar:
Post a Comment