Merdeka.com - Perusahaan teknologi rekanan Sukhoi, Rostec, menyebutkan Indonesia sangat yakin dengan kemampuan teknologi yang dimiliki pesawat tempur Sukhoi Su-35. Jika sebelumnya telah memesan 10 unit, Indonesia disebutkan akan menambah jumlah pembeliannya menjadi 18 unit.
Keyakinan itu diungkapkan oleh perusahaan teknologi rekanan Sukhoi, Rostec. Disebutkan pula, Indonesia dan Rusia segera meneken kontrak pembelian Su-35 Flanker dalam waktu dekat.
"Secara prinsip, keputusan sudah dibuat, kami menantikan dimulainya pembicaraan," ungkap Kepala Departemen Kerja Sama Internasional Rostec, Viktor Kladov, dalam wawancaranya dengan RIA Novosti, Jumat (22/4).
Kladov yakin, Indonesia berminat untuk menambah daftar belanja Sukhoi menjadi.....
Merdeka.com - Perusahaan teknologi rekanan Sukhoi, Rostec, menyebutkan Indonesia sangat yakin dengan kemampuan teknologi yang dimiliki pesawat tempur Sukhoi Su-35. Jika sebelumnya telah memesan 10 unit, Indonesia disebutkan akan menambah jumlah pembeliannya menjadi 18 unit.
Keyakinan itu diungkapkan oleh perusahaan teknologi rekanan Sukhoi, Rostec. Disebutkan pula, Indonesia dan Rusia segera meneken kontrak pembelian Su-35 Flanker dalam waktu dekat.
"Secara prinsip, keputusan sudah dibuat, kami menantikan dimulainya pembicaraan," ungkap Kepala Departemen Kerja Sama Internasional Rostec, Viktor Kladov, dalam wawancaranya dengan RIA Novosti, Jumat (22/4).
Kladov yakin, Indonesia berminat untuk menambah daftar belanja Sukhoi menjadi 18 unit. Pihaknya tengah menunggu kehadiran Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu untuk melakukan pembicaraan terkait pembelian itu.
"Kami sangat menantikan kedatangan Menteri Pertahanan Indonesia ke Moskow untuk menghadiri Konferensi Pertahanan Internasional. Kami akan melakukan pertemuan di sela konferensi, kami telah membuat progres yang nyata," tuturnya.
Tak hanya Su-35, Indonesia juga akan membicarakan mengenai pembelian kapal selam diesel-elektronik buatan Rusia terbaru, yakni Project 636 Varshavyanka. Kapal selam tersebut merupakan peningkatan dari kelas Kilo yang mengusung teknologi siluman, penambahan jarak tembak dan kemampuan penembakan target di darat, udara dan bawah air.
"Konsultasi pendahuluan akan dimulai. Indonesia memiliki ketertarikan besar terhadap kerja sama pengembangan teknologi dengan Rusia dan kami siap bekerjasama di tiga area, darat, udara dan laur. Kami telah menyiapkan beberapa pertemuan, termasuk yang ini (Proyek 636)," lanjutnya.
Tahun ini, Armada Laut Hitam Rusia bakal diperkuat enam kapal selam Project 636 kelas Varshavyanka.
Sementara itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemhan, Brigjen Djundan Eko Bintoro menyatakan belum ada kesepakatan pembelian Su-35 antara Indonesia dan Rusia. Apalagi, pembelian tersebut masuk dalam rencana strategis (renstra) agar TNI memiliki kekuatan minimum sampai 2019 mendatang.
"Memang dalam renstra 2, pengganti F-5 dialokasikan untuk diganti, untuk pengadaan kita gunakan Su-35," ungkapnya.
Menurutnya, masih ada beberapa hal yang belum disepakati dalam kontrak perjanjian, salah satunya skema pembayaran.
"Untuk detailnya saya belum bisa beritahu, karena itu sensitif," ucapnya.
Seperti diketahui, Menhan Ryamizard mengonfirmasikan keinginan Indonesia untuk mendatangkan 10 unit jet tempur Su-35. Pernyataan itu sekaligus memupus upaya industri pesawat terbang Eropa dan Amerika Serikat merayu Indonesia membeli produk-produk mereka.
Sumber : Merdeka.com
0 komentar:
Post a Comment