Monday, November 28, 2016

46 Rumah di Ketapang Terendam Banjir, Waspada Untuk Daerah Lain di Banyuwangi Yang Wilayahnya Sering Jadi Genangan Air Waktu Hujan

 

KALIPURO – Hujan lebat mengguyur wilayah Banyuwangi Sabtu malam hingga subuh kemarin (25/11). Akibat hujan deras ini, perkampungan RW10, Dusun Krajan, Desa Ketapang, Kalipuro kebanjiran. Ada 46 rumah yang terendam banjir dengan tinggi air mencapai lutut orang dewasa atau sekitar 50 cm.

Banjir yang terjadi di perkampungan utara Pelabuhan LCM Ketapang ini terjadi sejak pukul 22.00 dan baru surut pada pukul 04.00. Banjir baru surut setelah dilakukan penyedotan air ke laut oleh tim BPBD Banyuwangi. Diindikasi, banjir ini bukan hanya karena  hujan lebat yang terjadi, tetapi  lebih disebabkan adanya pembangunan pagar di timur perkampungan warga oleh pihak Pelabuhan Ketapang.

Supinah Abu Bakar, 67, salah  satu warga setempat mengatakan, pembangunan pagar dan dermaga baru itu membuat saluran drainase dari perkampungan menuju laut menjadi tidak lancar. Lebih tingginya saluran drainase di sekitar pagar pelabuhan dibandingkan dengan drainase di dalam kampung  membuat air selokan menjadi terhambat saat menuju laut.

”Baru kali ini kampung kita banjir, tepatnya setelah ada pembangunan pagar ini,” katanya. Saat banjir menggenangi, warga setempat tidak ada yang tidur. Warga pun bergotong-royong  menyelamatkan perabotan rumah  dan barang berharga lainnya agar tidak terkena air banjir.

Bahkan  warga pun sempat mengungsi di  musala dan posyandu yang ada di dalam perkampungan. Dua bangunan itu dipilih warga untuk mengungsi karena letaknya lebih tinggi. Beruntung, akibat banjir ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa.

Musibah banjir ini hanya membuat sebagian perabotan rumah yang  tidak sempat diselamatkan warga  menjadi basah. ”Kasur, buku sekolah, kulkas, lemari, kursi basah semua. Sandal juga banyak yang hilang. Pukul 04.00 air baru surut setelah  disedot pakai mesin,” kata perempuan yang juga ketua PKK RW02, Dusun  Krajan, Ketapang ini.

Dia berharap pihak pelabuhan memikirkan warga yang tergenang  banjir. Warga menginginkan adanya  perbaikan saluran drainase yang ada di timur perkampungan warga ini. ”Jika pihak ASDP Ketapang tidak segera memperbaiki, kalau  hujan lebat datang kembali datang, kampung kami pasti terendam banjir lagi. Kami sekarang was-was  kalau hujan lebat,” keluhnya.

Camat Kalipuro, Anacleto da Silva yang datang ke lokasi bersama pihak Koramil, BPBD dan Polsek  KPT saat banjir terjadi mengatakan, total rumah yang terendam akibat banjir ini ada sekitar 46 rumah. Dia tidak menampik penyebab banjir ini karena tidak lancarnya saluran drainase di perkampungan  saat akan menuju laut.

”Drainase yang dibangun pihak pelabuhan sempit dan tidak jelas arah airnya kemana. Itu yang membuat air selokan warga tidak bisa lancar menuju laut sehingga terjadi banjir,” kata Leto panggilan akrabnya. Ke depan, pihaknya akan membicarakan hal ini dengan pihak ASDP  Ketapang.

Perbaikan saluran drainase menjadi harapan pihaknya agar segera dilakukan oleh pihak ASDP Ketapang. Selagi menunggu  perbaikan, diharapkan juga pihak ASDP Ketapang menyediakan  pompa air yang bisa digunakan warga untuk menyedot air jika banjir kembali melanda.

”Kalau tidak segera diperbaiki, pasti akan banjir lagi. Kita akan bicarakan ini dengan pihak ASDP Ketapang,”  jelasnya. (radar)

0 komentar:

Post a Comment

Berita Acak