Simak menariknya proses peluncuran BRIsat hingga ke ruang angkasa!
Indonesia adalah negara yang luas dengan ribuan pulaunya yang dipisahkan lautan dan samudera. Kita tentu sadar bahwa hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi pihak atau perusahaan yang punya prioritas terhadap 'cakupan.'
Begitu pula dengan bank, yang mengandalkan berbagai layanan sebagai fasilitas utama bagi nasabah. Namun jika infrastruktur yang mendukung layanan tersebut saja belum sampai ke setiap jengkal di Indonesia, hal ini tentu masih menjadi hal yang sulit.
Oleh karena itu, BRI menjadi pionir bank di dunia yang meluncurkan satelit milik mereka sendiri. Mungkin tampak jadi sebuah ide gila di mana sebuah bank secara utuh memiliki sistem satelit komunikasi sendiri. Namun di 2013 silam, BRI mulai mencoba untuk memikirkan apakah hal tersebut memungkinkan untuk terjadi. Pasalnya, satelit adalah teknologi terbaik yang memungkinkan seluruh nusantara bisa tercakup. Jika hal ini terjadi, akses layanan perbankan bagi semua layanan akan tercipta.
Peluncurannya pun menjadi hal yang menarik untuk disimak kisahnya. Dimulai dari persiapan peluncuran yang dilakukan di Kourou, Guyana Perancis. Kourou sendiri ditunjuk oleh Arianespace selaku produsen kendaraan peluncur, karena di sana adalah tempat yang strategis untuk melontarkan roket berisi satelit ke angkasa. Salah satu keuntungan dengan meluncurkan dari Kourou adalah letaknya yang berada di 5 derajat Lintang Utara, membuatnya lebih dekat ke garis khatulistiwa.
Di waktu peluncuran, BRIsat yang memiliki bobot 3,5 ton disandingkan bersama satelit Echostar XVIII yang memiliki berat 6,5 ton. Total Ariane 5, roket peluncur Arianespace, punya kemampuan untuk mengangkut 10 ton ke angkasa. Peluncuran yang dikenal sebagai 'dual launch' ini menempatkan satelit yang lebih berat berada di atas, dan bertumpu pada pemisah kedua satelit.
Persiapan peluncuran 2016 Merdeka.com
Satelit yang diproduksi oleh Space System/Loral dari Palo Alto, California, Amerika Serikat, sudah tiba di Kourou sejak 30 hari sebelum peluncuran. Dalam 30 hari, 19 hari pertama digunakan untuk berbagai persiapan satelit sebelum masuk kendaraan peluncur. Sisa 11 hari adalah proses penyatuan satelit dengan kendaraan peluncur. Berikut adalah linimasa proses penyatuan satelit dengan kendaraan peluncur:
H-11: Satelit Echostar disambung dengan adaptor
H-10: Satelit Echostar disambung dengan CCU (Container Charge Utile)
H-9: BRIsat disambung dengan adaptor, sedangkan Echostar diletakkan di atas 'SYLDA' yang merupakan pemisah antara dua satelit tersebut.
H-8: BRIsat disambung dengan CCU (Container Charge Utile)
H-7: BRIsat diletakkan di atas kendaraan peluncur, sembari mengisi baterai satelit.
H-6: Echostar bersama SYLDA disambung ke kendaraan peluncur
H-5: Pengisian baterai kedua satelit
H-4: Rehearsal peluncuran oleh kedua penanggung jawab satelit
H-3: Pengisian kembali baterai satelit
H-2: Hari terakhir akses ke satelit sebelum satelit dipersiapkan untuk meluncur
H-1: Kendaraan peluncur yang sudah berisi kedua satelit dibawa ke landasan peluncuran
H-0: Hari peluncuran tiba.
Semua hal sudah dijalankan sesuai dengan rencana, namun peluncuran mengalami delay karena anomali teknis dari sisi kendaraan peluncur. Menurut Arianespace, masalah ditemukan pada roket peluncur, yakni VA203. Sama sekali tak ada masalah dari sisi satelit.
Peluncuran pun mundur selama 9 hari ke tanggal 17 Juni 2016 waktu Kourou. Namun cuaca yang berangin tidak memungkinkan roket untuk meluncur dan harus mengalami delay lagi untuk meluncur keesokan harinya. Jika dipaksa untuk meluncur, serpihan roket akan menghujam pemukiman penduduk.
Proses lift-off 2016 Merdeka.com
Akhirnya, sesuai jam yang ditargetkan yakni 18 Juni pukul 18.38 waktu Kourou, atau 19 Juni dini hari waktu Indonesia, BRIsat berhasil meluncur. Di tengah cuaca yang cerah tanpa halangan, roket VA230 berhasil membawa BRIsat ke GTO, atau orbit geostasioner.
Proses yang dilakukan segera setelah lift-off adalah:
1. Pelepasan 2 Solid Rocket Booster pada detik ke 141
2. Pelepasan Fairing pada detik ke 195
3. Shut down dan pelepasan Main Engine pada detik ke 539
4. Upper stage ignition pada detik ke 543
5. Cut-off Upper stage pada detik ke 1.517
6. Pelepasan Echostar XVIII pada detik ke 1.754
7. Pelepasan Sylda pada detik ke 2.073
8. Pelepasan BRIsat pada detik ke 2.525
Semua proses ini dilalui dengan lancar, dan BRI sukses menjadi Bank pertama di dunia yang meluncurkan dan mengoperasikan satelit sendiri. Tak cuma bagi BRI, Arianespace selaku manufaktur kendaraan peluncur juga mencetak beberapa rekor. Mulai dari rekor bobot baru yang dibawa roket Ariane 5, yakni 10,730 ton, serta 72 kali misi sukses untuk Ariane 5.
0 komentar:
Post a Comment