PESANGGARAN – Pariwisata Banyuwangi sepertinya harus terus berbenah, baik dari sektor pemerintah maupun masyarakat lokal dalam melayani pengunjung. Baru-baru ini muncul kabar adanya pungutan di jalur wisata Teluk Ijo dan Sukamade yang jumlahnya dikeluhkan pengujung.
Kabar itu semakin santer saat beberapa 
warga mengunggah kejadian itu di media sosial seperti Facebook. Keluhan 
yang disampaikan di grup maupun lini massa tersebut ada yang bersifat 
langsung maupun yang bersifat menyampaikan keluhan orang lain,  seperti 
di grup Facebook “Sarongan  Kandangan Generation” yang diunggah   akun U
 Lee Wu.
Saat dikonfirmasi, dia menyatakan bahwa 
dia merupakan warga desa tersebut. Yang dia sampaikan di Facebook 
merupakan keluhan pengunjung yang dia dengar. “Kebetulan ada sebagian 
pengunjung yang mengadu,”  ucapnya saat dikonfirmasi Jawa Pos Radar 
Genteng.
Camat Pesangaran, Didik Joko Suhono, 
saat dikonfirmasi menjelaskan pihaknya belum memantau langsung ke 
lokasi.  Namun, dari sepengetahuannya, memang ada pungutan yang ditarik 
di Desa Sarongan dan hal itu katanya sudah disepakati  oleh tokoh, 
aparatur setempat.
“Itu katanya sudah di perdeskan, 
tapi saya belum tahu. Nanti Kades saya tanya lagi,” jelasnya. Terkait 
adanya keluhan pungutan di empat titik, didik menyampaikan, bahwa 
  wisatawan harus memahami bahwa lokasi wisata Teluk Ijo dan 
Sukamade berada di dalam area Taman Nasional Meru Betiri.
Mengenai pungutan tersebut sudah ada 
ketentuannya secara udang-undang. Kemudian terkait pungutan  di jalur 
Desa Sarongan, karena selama ini wisatawan menggunakan jalur desa 
sementara objek dan pemasukan karcis  ada di Taman Nasional Meru Betiri.
“Kalau Taman Nasional Meru Betiri memang
 ada, itu kabarnya untuk perbaikan jalur karena wisatawan yang 
lewat hanya menyisakan sampah,” ucapnya.
Didik menegaskan dalam waktu dekat akan 
mengundang pihak pemerintah desa maupun pihak Taman Nasional Meru Betiri
 untuk membicarakan hal ini demi kelangsungan wisata dan juga 
kesejahteraan warga yang dilalui jalur.
“Nanti akan saya ajak duduk bersama, 
Desa dan Taman Nasional,” cetusnya. Kepala Desa Sarongan, Gunoto 
membenarkan ada pungutan sebesar Rp 2.000 per kepala. Hal ini dilakukan 
karena  pihak desa menganggap selama ini wisatawan yang berkunjung 
melalui  jalur desanya. Sementara mereka tidak memberi kontribusi secara
 langsung.
“Ya, memang benar. Di barat Balai Desa 
Sarongan itu hanya Rp 2.000,” jelasnya. Dia menegaskan, kebijakan 
tersebut hanya di satu titik dan sudah disampaikan kepada  pihak 
kecamatan maupun kabupaten. “Sudah saya beritahukan, bupati dan 
camat sudah tahu,” pungkas Gunoto. (radar)
 

 
 
 
 
 
0 komentar:
Post a Comment