RUMAH milik pasangan suami istri (pasutri), Mad Kodam, 52, dan Masna, 45, di Dusun Cangaan, RT 2, RW 5, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, itu cukup mudah dicari. Runah yang tergolong paling kecil dibanding milik tetangganya itu bersebelahan dengan lapangan bola voli.
Untuk menuju ke ruah itu, bisa melalui dari masjid besar Baiturrahman, Genteng, ke selatan dengan mengikuti jalan paving. Rumahnya berada di sisi barat dari sungai santer. Di rumah yang sangat sederhana itu, Ahmad Mubarok tinggal.
Mad Kodam dan Masna itu sebenarnya bukan orang tua Mubarok. Pasangan itu terhitung masih ada hubungan saudara yang telah merawat Mubarok sejak bayi, setelah kedua orang tua kandungnya, Suparman dan Asmaniah meninggal dunia.
Supannan meninggal dunia saat Mubarok masih berumur tiga bulan dalam kandungan ibunya. Sedang Asmaniah, meninggal dunia setelah empat bulan melahirkan bocah yang kini naik ke kelas III MI Kebunrejo, Desa Genteng Wetan.
“Dia itu (Mubarok) yatim piatu, sejak kecil ayah dan ibunya meninggal,” terang Masna. Ujian yang harus dijalani Mubarok tidak sampai di situ. Saat lahir, kaki kirinya seperti tidak normal dengan membesar. “Sejak masih kecil, kita sudah tahu dengan kondisi Mubarok yang kaki kirinya membesar,” terangnya.
Meski ada kelainan pada kakinya, bocah itu tetap lincah dan setiap hari bersama teman yang ada di kampungnya. Namun, sampai saat ini masih belum tahu penyebab kaki kirinya yang terus membesar itu. “Sudah kita bawa ke RSUD Genteng, tapi disuruh ke bawa ke RSUD dr. Soetomo Surabaya,” ungkapnya.
Seiring dengan pertumbuhannya, kaki kiri Mubarok juga terus tambah besar. Karena kakinya yang tak lazim itu, sering kali juga kerepotan untuk membelikan kebutuhan. “Kalau beli sepatu ukurannya yang kaki besar,” katanya.
Mubarok termasuk sosok bocah yang periang. Meski kondisi kakinya yang “kurang normal”, tapi seperti tidak peduli. Hampir setiap hari, bermain sepak bola bersama beberapa temannya. “Saya ingin jadi pemain sepak bola, seperti Messi (bintang sepak bola asal Argentina (Lionel Messi),” ujamya.
Seperti tanpa beban, Mubarok menyampaikan kaki kirinya yang terus membesar itu tidak terasa sakit. Saat bermain bersama teman-temannya, seperti main sepak bola tidak merasakan apa-apa. “Tidak terasa sakit,” ucapnya.
Kondisi yang dialami Mubarok itu menjadi perhatian tersendiri bagi warga. Yeni Tria, salah satu tetangganya berharap kondisi anak malang itu bisa segera disembuhkan. Sebab, masa depan bocah itu masih panjang. “Kami berharap segera membaik,” harapnya. (radar)
0 komentar:
Post a Comment