Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas, meresmikan outlet dan Sekretariat
Ikatan Keluarga Banyuwangi di Jalan Mahendradata Selatan, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (4/6).
Ikatan Keluarga Banyuwangi di Jalan Mahendradata Selatan, Kota Denpasar, Bali, Sabtu (4/6).
Pendirian outlet, bertujuan memasarkan produk-produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Banyuwangi di Bali. Sedangkan sekretariat berfungsi sebagai home-base warga Banyuwangi yang tinggal di Pulau Dewata (Ikawangi-Dewata).
Menurut Bupati Anas, Ikawangi banyak tersebar di seluruh daerah. Bahkan ada juga di luar negeri seperti Taiwan, Malaysia dan beberapa negara Asia lainnya.
Ikawangi, kata Anas, tidak hanya sekadar paguyupan orang-orang Tanah Blambangan yang ada di luar daerah, tapi juga melakukan kegiatan-kegiatan sosial, seperti mendirikan yayasan yatim-piatu dan sebagainya.
Tak hanya itu, seperti Ikawangi-Dewata misalnya. Mereka mendirikan outlet di Pulau Dewata untuk memasarkan produk UMKM Banyuwangi, seperti baju batik, makanan olahan dari buah naga, udang serta produk-produk UMKM lainnya.
"Outlet ini inisiatif Ikawangi sendiri. Produk-produk yang dijual diambilkan langsung dari Banyuwangi. Dan outlet ini bisa menjadi rumah representatif bagi warga Banyuwangi," kata Anas usai melaunching Outlet Ikawangi-Dewata.
Tempat ini, lanjut dia, juga bisa menjadi sekretariat dan tempat berkumpulnya warga Banyuwangi yang ada di Bali. "Ikawangi kini memang terus tumbuh besar. Selain di Bali, ad juga di Kalimantan dan daerah-daerah lain, termasuk di seluruh Pulau Jawa. Bahkan ada yang sampai di luar negeri," katanya lagi.
Menurutnya, keberadaan Ikawai sangat penting untuk ikut mempromosikan the Sunrise of Java di daerah tempat Ikawangi tinggal. "Meski tumbuh besar, Ikawangi tak perlu ada strukturisasi. Sebab ini hanya sekadar paguyuban, yang berdiri karena inisiatif warga Banyuwangi di daerah lain," tegasnya.
Meski hanya sekadar paguyuban, Anas berjanji, Ikawangi di daerah-daerah luar Banyuwangi, tetap bisa terus bersinergi dengan masyarakat dan pemerintah daerah asal (Banyuwangi).
"Ikawangi adalah wadah orang-orang yang ada hubungan dengan Banyuwangi. Ada yang lahir di Banyuwangi, ada yang pernah bersekolah di Banyuwangi hingga orang-orang yang hanya sekadar jatuh cinta pada Banyuwangi. Jadi mereka tetap bisa bersinergi dengan daerah asalnya," ungkapnya.
Sekadar tahu, Ikawangi lahir Tahun 1972 di Jakarta. Paguyuban orang-orang Tanah Blambangan ini, awalnya berpikir bagaiman menggalang silaturahmi perantauan di Jakarta. Kemudian lahirlah Paguyuban Warga Banyuwangi Jakarta Raya yang disingkat Pewangi Jawa. Di Tahun 1991, berubah menjadi Ikawangi.
Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Banyuwangi, Wiyono mengatakan, saat ini, Ikawangi di luar negeri, khususnya di Taiwan ada sekitar 20 ribu orang. Bahkan, Ikawangi di Taiwan ini, bisa mendirikan yayasan yatim piatu, sosial, dan sekolah di negeri orang.
"Tahun 2011 lalu, Ikawangi di Taiwan pernah membantu anak dari keluarga miskin di Tampo, Banyuwangi yang sedang sakit. Dana yang dikumpulkan untuk membantu si anak sakit itu mencapai Rp 100 juta," cerita Wiyono yang mengaku pernah diundang Ikawangi di Taiwan.
Di tempat sama, Ketua Ikawangi-Dewata, Bambang Sutiyono mengatakan, selama ini Ikawangi-Dewata kerapa menggelar pagelaran budaya di Bali, untuk mengenalkan tradisi Tanah Osing.
Selanjutnya, Ikawangi-Dewata ingin membantu memasarkan produk-produk asli Banyuwangi di Bali dengan cara mendirikan outlet. "Ini sebagai upaya untuk membantu agar produk-produk dari UMKM Banyuwangi bisa dipasarkan di Bali," tandasnya.
0 komentar:
Post a Comment