Perjalanan menyusuri pesisir Pantai Klayar itupun sampai di depan
spot karang Spink Van Java. Ada pantai berbentuk lengkung dengan
hamparan pasir putih nan eksotis.
Orang-orang bergegas turun dari area parkir kendaraan yang
ada di atas perbukitan untuk segera sampai di tepian Pantai Klayar, satu
dari sekian pantai-pantai di Kabupaten Pacitan yang paling banyak
dikunjungi wisatawan.
Liat lembek yang menutup sebagian besar permukaan bukit di sisi barat Pantai Klayar itu seolah diabaikan.
Hujan
yang mengguyur bumi pertiwi bagian Pacitan semalam rupanya membuat
sepatu yang menjadi alas kaki ini terasa bebal. Terutama setelah air
bercampur liat yang membuatnya menjadi lengket. Para pelancong yang
datang berombongan terus berjalan, meski langkah terasa berat.
Winna
dan Deo, dua wisatawan domestik asal ibu kota Jakarta (namun asli
Magelang) ada di antara mereka. Sambil menenteng kamera tipe DSLR dan
sebuah tas, mereka bergegas turun mengikuti para wisatawan lain.
Sedikit
terengah, mungkin karena masih sedikit lelah setelah menempuh
perjalanan 2,5 jam dari bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Keduanya terus
melangkah, dan sesekali berlari kecil hingga sampai di area hamparan
pasir ujung Pantai Klayar yang berbatasan dengan bukit.
Tak
langsung masuk ke air. Winna memilih berdiri berdiri mematung di atas
hamparan pasir pantai sembari matanya melihat orang-orang di
sekelilingnya.
Sementara Deo, asyik berimprovisasi dengan kamera
digital yang dijinjingnya sejak dari atas bukit, mengambil beberapa
angel lanskap, perilaku narsis para wisatawan, hingga aktivitas pelaku
usaha jasa kendaraan ATV (all terrain vehicle).
Banyak sekali
wisatawan yang datang menikmati pesona wisata Pantai Klayar pada akhir
pekan itu. Pantai yang panjang membentang dengan keindahan panorama
pesisir yang berlapis menjadi daya tarik tersendiri.
Dari titik
ujung pantai bagian barat tempat Winna dan Deo berdiri, terdapat
hamparan pasir cukup luas, anakan sungai kecil pecahan muara yang
membelah pantai, pantai berlantai karang tempat wisatawan berburu kerang
dan aneka biota laut di tengah, hingga hamparan pasir putih di ujung
timur yang indah.
"Di ujung (pantai) paling timur ini terdapat
susunan batuan karst yang tersusun secara alami menyerupai patung spink
di Mesir. Orang-orang menyebutnya spot batuan karst yang menjorok ke
pantai itu dengan istilah 'Spink Van Java'," kata Kepala Dinas
Pariwisata Pemuda dan Olaharaga Kabupaten Pacitan Wasi Prayitno.
Bentang
pantai yang cukup jauh, konon mencapai tiga kilometer lebih, itu
dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk menyediakan jasa tumpangan atau
persewaan ATV berkapasitas maksimal tiga orang.
Tarifnya cukup
murah, hanya Rp50 ribu pulang-pergi dari ujung ke ujung Pantai Klayar.
Namun kendali stir dipegang operator ATV. Jika ingin menyetir sendiri
tarifnya beda, yakni Rp75 ribu per jam.
"Satu jam molor 5-10
menit di saya tidak apa-apa deh. Kalau yang lain itu sudah masuk
hitungan jam kedua," kata Soni, salah satu operator jasa ATV menawarkan.
Jika
wisatawan yang menjadi pengguna jasa sepakat, mereka bisa menikmati
keindahan panorama Pantai Klayar yang berlapis itu tanpa harus
kelelahan. Mulai dari spot pasir tempat mangkal komunitas jasa usaha
ATV, hingga spot Spink Van Java.
"Jauh memang. Tapi rasanya akan lebih 'fun' (menyenangkan) dengan berjalan kaki," tutur Winna yang menolak tawaran jasa ATV.
Bersama
Deo, sahabatnya, Winna yang asli Magelang, Jawa Tengah ini memilih
menikmati setiap jengkal pasir dan kecipak air di pantai berlantai
karang bagian tengah sembari ikut berburu kerang bersama beberapa
wisatawan lain.
Perjalanan menyusuri pesisir Pantai Klayar itupun
sampai di depan spot karang Spink Van Java. Ada pantai berbentuk
lengkung dengan hamparan pasir putih nan eksotis.
Sangat
memesona. Sayang, saat Winna dan Deo berpetualang di sana, gelombang air
pasang sedang tidak stabil dampak cuaca ekstrem.
Jangankan
mandi dan berenang di area pantai, struktur karang di bawah gugusan
batuan karst yang terdapat spot air mancur alami atau biasa disebut
"seruling samudera" bahkan ditutup total.
Deo dan Winna akhirnya
hanya memilih naik ke puncak bukit yang menjadi gardu pandang wisatawan
untuk melihat dan mengabadikan lanskap pesisir Pantai Klayar yang
fenomenal.
Bagi pemburu foto, sepertinya akan jauh lebih menarik
saat mengambil momen senja menjelang matahari terbenam yang biasanya
diiringi efek jingga dan biru langit yang cerah.
Wisata Unggulan Daerah
Pantai
Klayar yang berjarak sekitar 60 kilometer atau berjarak tempuh sekitar
dua jam dari pusat kota Pacitan itu kini menjadi destinasi wisata
andalan daerah setempat.
Hal itu tak lepas dari lonjakan
pendapatan asli daerah (PAD) yang disumbangkan objek wisata yang kian
moncer sejak kunjungan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono saat
masih menjabat pada Oktober 2013.
Sejak itu, wisata pantai Klayar
yang mematok harga tiket masuk Rp10 ribu untuk pengunjung dewasa, Rp5
ribu untuk pengunjung usia anak, dan parkir kendaraan hanya Rp5 ribu
tersebut terus menggeliat.
PAD dari hasil penjualan tiket
wisata, parkir, maupun retribusi warung-warung wisata juga terus
bertumbuh sehingga menjadi penyumbang PAD terbesar dari enam destinasi
wisata pantai yang telah dikelola Pemkab Pacitan.
Dari total
target PAD sektor pariwisata 2016 yang dipatok sebesar Rp9 miliar,
Kepala Disparpora Pacitan Wasi Prayitno menyatakan dari objek wisata
Pantai Klayar diproyeksikan mencapai Rp4 miliar.
"PAD ini baru
sebagian kecil, paling hanya sekitar 10-15 persen dari total potensi
nilai ekonomi yang berputar sebagai meningkatnya volume kunjungan
wisatawan," ujar Wasi.
Menilik grafik kunjungan wisata yang
tercatat di Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Timur, volume wisatawan di
Pantai Klayar memang mengalami pertumbuhan fantastis.
Dari
sebelumnya tercatat sebanyak 45.888 pengunjung selama kurun 2012, jumlah
wisatawan terus bertumbuh menjadi 50.209 wisatawan pada 2013, lalu
155.872 wistawan pada 2014 dan terakhir pada 2015 mencapai 352.139
orang.
Jumlah kunjungan di Pantai Klayar itu bahkan sudah
melampuai angka kunjungan wisatawan Goa Gong yang lebih dulu moncer
(2012 sebanyak 138.193 wisatawan dan pada 2015 tercatat sebanyak 246.842
wisatawan), atau sedikit di bawah Pantai Teleng Ria, Pacitan yang
dikelola swasta sejak 2009 dengan jumlah kunjungan 242.796 pada 2012 dan
sebanyak 427.262 pada akhir 2015.
Menurut Wasi, lonjakan
kunjungan serta PAD dari Pantai Klayar tak lepas dari strategi daerah
setempat dalam pengembangan sektor keparwisataan, salah satunya dengan
pengembangan infrastruktur di jalur-jalur menuju objek wisata pesisir
yang kian terbuka.
Jika tahun lalu dialokasikan anggaran
pengembangan infrastruktur pariwisata sebesar Rp14 miliar pada 2015,
tahun ini pusat menggelontor melalu dana alokasi umum sebesar Rp20
miliar lebih.
Salah satu prioritas pembangunan yang saat ini
digenjot adalah pengembangan dan pelebaran infrastruktur jalan menuju
daerah-daerah pesisir, termasuk menuju Pantai Klayar mulai dari pusat
kota Kecamatan Punung melalui area wisata Goa Gong hingga Pantai Klayar
yang berjarak hampir 10 kilometer.
Jika dulu wisatawan banyak
yang mengeluhkan akses menuju kawasan pesisir ini yang sempit dan rusak,
tahun ini kondisinya sudah jauh berbeda. Sepanjang perjalanan Winna dan
Deo bahkan tergolong lancar seperti melaju di jalur tol.
Hanya
sekitar 15 persen rute menuju Pantai Klayar yang saat ini masih dalam
proses pengerjaan sehingga pengendara yang melintas wajib berhati-hati
dengan kecepatan rendah.
Namun jangan pula khawatir, di sepanjang
jelan menuju ataupun sekembali dari Pantai Klayar ini, terutama saat
peak season atau saat musim libur, ada sejumlah warga yang siap memberi
aba-aba bagi kendaraan yang melintas di jalur berkelok dan naik turun
itu agar tidak terjadi kecelakaan antarkendaraan pengunjung.
Tapi
juga bukan gratis lo, sisihkan barang Rp500 atau Rp1.000 sebagai tanda
terima kasih atas jasa mereka yang bersusah payah membantu mengatur lalu
lintas di jalur sempit dan berkelok itu agar lalu lintas tertib tanpa
kecalakaan. Selamat berpetualang!(*)
Editor: Chandra Hamdani Noer Sumber : Antara