Friday, May 20, 2016

Ini Hasil Pertemuan Jokowi dengan Raksasa Bisnis Rusia



Presiden Joko Widodo (Jokowi) hari ini menerima beberapa pebisnis Rusia di Sochi. Banyak peluang investasi dibicarakan dalam pertemuan ini.


Pertemuan tersebut digelar di Hotel Radisson Congress, Sochi, Rusia. Jokowi ditemani oleh para menteri, di antaranya Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Dubes RI untuk Moskow.

"Kami tadi bertemu beberapa perusahaan besar. Russian Railways itu punya proyek yang sangat besar, sedang bangun 85.000 km rel kereta di Rusia. Kami berharap ada kerja sama dengan kereta api di Indonesia," kata Rini, di Sochi, Rusia, Kamis (19/5/2016).

Menurut Rini, saat ini pihak Rusia sedang melakukan kajian di Kalimantan untuk pembuatan rel kereta angkut batu bara. Nah, ada kemungkinan rel kereta ini juga bisa dipakai untuk umum menjadi kereta penumpang.

"Kemungkinan bisa menjadi umum, bisa buat penumpang. Ada beberapa aturan yang harus diikuti. Kami lihat kemungkinan kerja sama. KAI (PT Kereta Api Indonesia) sedang lihat reviltaliasi kereta-kereta tua berumur 30 tahun atau lebih, mungkin bisa kerja sama pengadaan dengan mereka," jelas Rini.

Selain itu, ada juga investasi di bidang tambang seperti yang dilakukan oleh Rusal dan Blackspace. Keduanya sekarang ini sudah menggarap tambang di Indonesia.

"Mereka sudah ada aktivitas di Sulawesi dan Kalimantan. Kami berharap ada kerja sama dengan BUMN sehingga hasil tambang bisa diproses menjadi bahan lanjutan dan akhir. Misalnya jangan hanya jadi aluminium saja, tapi juga bisa sampai jadi komponen otomotif," ujar Rini.

Salah satu penjajakan kerja sama yang akan dilakukan adalah Rusal bersama PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum).

"Kita berharapnya nanti produk hasil kerja sama tidak hanya berupa alumunium ingot, tapi bisa jadi produk akhir," ujarnya.

Menurut Rini, Rusia juga punya teknologi smelter aluminium yang hemat biaya, bisa menekan cost hingga setengah dari kebutuhan normal.

"Kami tertarik. Mereka bangun pabrik dan smelter pertamanya di Rusia akhir tahun ini. Nanti kita lihat seberapa hemat. Bisa kita manfaatkan di Indonesia," ujarnya.

Lalu berapa kira-kira potensi investasi dan kerja sama Rusia yang didapat setelah pertemuan ini?

"Kalau nilai investasi belum, baru penjajakan," tutup Rini.
(ang/wdl)  (Detik,com)

Berikan Tanggapan Penilaian Anda Tentang Artikel Yang Telah Anda Baca Sebagai Motifasi Agar Blog Ini Berkembang Lebih Baik


0 komentar:

Post a Comment

Berita Acak